BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Bengkulu dari Januari hingga Oktober 2018 telah mencapai Rp 959,3 miliar. Ratusan miliar dana tersebut, disalurkan kepada 30.130 debitur. Dengan realisasi penyaluran tertinggi berada pada kredit mikro dimana porsi penyalurannya mencapai 57,2 persen.
\"Selain untuk usaha mikro, KUR juga dinikmati oleh sektor ritel dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dengan porsi masing-masing sebesar 42,7 persen dan 0,05 persen,\" kata Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu, Ismed Saputra SE MM, Rabu (31/10).
Sementara itu untuk porsi penyaluran, bank yang paling banyak menyalurkan KUR pada sektor mikro adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencapai Rp 527 miliar dengan jumlah debitur mencapai 25.811 orang. Sedangkan untuk sektor ritel, penyaluran KUR lebih banyak disalurkan oleh Bank Mandiri dengan total penyaluran mencapai Rp 252,5 miliar dengan jumlah debitur mencapai 2.543 orang. Dan untuk sektor TKI banyak disalurkan oleh BRI dengan besaran penyaluran mencapai Rp 279 juta untuk 17 orang debitur. \"Dana KUR tersebut banyak disalurkan pada sektor-sektor produktif,\" ujar Ismed.
Seperti diketahui, penyaluran KUR pada sektor-sektor produktif tersebut banyak didominasi untuk sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dengan besaran mencapai Rp 463.2 miliar. Kemudian diikuti sektor perdagangan besar dan eceran dengan besaran penyaluran mencapai Rp 396,5 miliar. \"Ekonomi di Bengkulu ini paling banyak didominasi oleh sektor pertanian dan perdagangan, makanya kedua sektor tersebut pada 2018 ini sangat besar penyaluranya,\" ungkap Ismed.
Selain itu, berdasarkan kebijakan pemerintah, porsi penyaluran KUR di sektor produksi diantaranya bidang pertanian, perikanan, industri pengolahan, konstruksi dan jasa produksi di tahun 2018 minimum harus sebesar 50 persen dari total penyaluran. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendukung kebijakan ketahanan pangan dan hilirisasi industri pada sektor UMKM.
\"Penyaluran KUR di sektor produksi di Bengkulu saat ini telah mencapai Rp 961 miliar atau sudah diatas 50 persen, dan sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah, meski begitu masyarakat harus terus memanfaatkan dana ini apalagi bunganya hanya 7 persen, karena sudah disubsidi pemerintah,\" tutup Ismed.
Sementara itu, Kepala Cabang BRI Bengkulu, Ismed Sarmen mengaku, KUR harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat karena bunganya hanya 7 persen. Sehingga kesempatan ini jangan disia-siakan. \"Masyarakat harus memanfaatkan KUR untuk mengembangkan usahanya,\" ujar Ismed.
Ia menambahkan program pemerintah yang telah menetapkan bunga KUR sebesar 7 persen per tahun harus dimanfaatkan dengan maksimal. Karena permasalahan yang selalu dihadapkan oleh para pelaku UMKM adalah kesulitan permodalan. Dengan adanya KUR bisa menjadi solusi untuk meningkatkan usaha. \"UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian, untuk itu harus bisa memanfaatkan kredit ini,\" tutupnya.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, Yan Syafri mengaku, KUR dapat meningkatkan inklusi di industri jasa keuangan, pasalnya dengan banyaknya masyarakat mengakses layanan perbankan maka perekonomian daerah juga akan tumbuh lebih berkualitas, adil, dan merata.
\"Kita sepakat bahwa KUR bisa menjadi salah satu instrument pendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pengungkit kesejahteraan rakyat. Kita juga setuju bahwa KUR dapat menjadi boldozer untuk mendobrak tembok ketidakadilan ekonomi antarpenduduk dan ketimpangan antarwilayah,\" ujar Yan.
Agar harapan tersebut dapat terwujud, OJK akan terus mengawasi agar perbankan dapat menyalurkan KUR lebih tepat sasaran. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan kepada debitur agar dana pinjaman KUR juga harus dikembalikan dan tidak macet.
\"KUR bukan skim kredit yang diberikan secara-cuma-cuma, tapi para peminjam harus mengembalikan sesuai dengan aturan bank yang memberi pinjaman tersebut, jadi debitur harus rajin membayar angsuran pinjamannya,\" tutupnya. (999)