CURUP, Bengkulu Ekspress - Sejumlah pengusaha jasa kontruksi Jumat (26/10) kemarin mendatangi kantor Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) Pemkab Rejang Lebong. Kedatangan sejumlah pengusaha jasa kontruksi tersebut untuk mempertanyatakan proses lelang proyek fisik yang dilakukan UKPBJ Rejang Lebong.
Sejumlah kontraktor yang datang ke kantor UKPBJ Rejang Lebong tersebut menduga adanya indikasi nepotisme atau pemenangnya sudah ditentukan dalam sejumlah paket proyek pembangunan fisik di Kabupaten Rejang Lebong.
\"Kami datang kesini untuk mempertanyakan sistem pelelangan yang dilakukan di Rejang Lebong ini, karena kami mengindikasikan adanya unsur nepotisme dalam proses lelang,\" sampai Erfensi, salah satu kontraktor yang kemarin datang ke kantor UKPJB Rejang Lebong.
Adanya dugaan terjadinya nepotisme atau pemenang lelang sudah ditentukan, menurut Erfensi terlihat dari tidak dimenangkannya kontraktor yang mengajukan penawaran terendah dalam lelang satu satu proyek fisik di Rejang Lebong. Padahal menurut Erfensi, yang memberikan tawaran terendah sudah memenuhi kriteria untuk memenangkan lelang. Selain itu, dengan tujuan efisiensi anggaran, seharusnyya penawar terendah yang seharusnya dimenangkan.
\"Secara undang-undang seharusnya penawar terendah yang dimenangkan karena untuk efisiensi anggaran, tapi kenapa justru tawaran tertinggi yang dimenangkan,\" sampainya.
Atas kejadian tersebut, Erfensi mengaku bila tidak ada penjelasan dari pihak UKPBJ Rejang Lebong atas persoalan tersebut, kemudian saat mereka mendatangi kantor UKPBJ kemarin mereka tidak bertemu dengan petugas UKPBJ yang mengurusi lelang. Maka menurutnya, mereka akan membawa masalah tersebut ke jalur hukum.
\"Karena ini jelas ada indikasi nepotisme maka kami akan membawa masalah ini ke penegak hukum,\" sampai Erfensi.
Senada dengan yang disampaikan Erfensi, Leo Santigo, pengusaha jasa kontruksi dari Cv Linggau Abadi juga mengungkapkan hal yang serupa. Dijelaskan Leo, dari sejumlah paket proyek pembangunan fisik di Kabupaten Rejang Lebong, adanya indikasi permainan dalam proses lelang mereka temukan setidaknya dalam lima paket proyek yang ada di Rejang Lebong.
\"Setidaknya ada lima paket proyek pembangunan fisik yang proses lelangnya kami pertanyakan,\" sampai Leo.
Kelima paket proyek pembangunan fisik yang proses lelangnya dinilai bermasalah tersebut yaitu pengadaan tenda di bagian Kesra Sekretariat Kabupaten Rejang Lebong, pembangunan jalan Lapen di Desa Lubuk Kembang, Pembangunan jalan lingkar Danau Mas Harun Bastari serta pembangunan jalan hotmix RSUD Curup.
\"Yang jelas dari lima paket proyek ini semuanya mengangkangi aturan contohnya untuk hotmix, yang sebelumnya dibuka untuk perusahaan kecil, namun nyatanya yang menang perusahan besar,\" sampainya.
Termasuk untuk pengadaan tenda di Kesra, menurut Leo mereka sudah mendapatkan undangan untuk mengikuti lelang, bahkan pada proses lelangnya mereka merupakan penawar terkecil, namun saat diumumkan pemenangnya justru penawar yang lama yang menang yang nilainya lebih besar dari yang mereka tawarkan.
Akibat tak jelasnya sistem lelang tersebut, Leo mengaku pihaknya sudah menyampaikan sanggahan ke UKPBJ Rejang Lebong, namun mereka belum menerima jawaban atas sanggahan yang mereka sampaikan tersebut. Bahkan menurut Leo, pihak UKPBJ justru diminta untuk koordinasi dengan PPP dan OPD yang memiliki kegiatan
Sementara itu Plt Kepala UKPBJ Pemkab Rejang Lebong, Sudirman Haris yang saat kedatangan para kontraktor tersebut tengah berada di kantor UKPBJ Rejang Lebong belum mau memberikan tanggapan atas kedatangan para kontraktor tersebut.(251)