Delapan Pendeteksi Tsunami Aktif

Selasa 02-10-2018,14:38 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Provinsi Bengkulu memiliki 8 titik alat pemantau atau deteksi gempa dan tsunami. Enam diantaranya dikelola BMKG yakni berada di Enggano 1 unit, Manna 1 unit, Universitas Bengkulu 1 unit, Mukomuko 1 unit, Muara Aman Kabupaten Lebong 1 unit dan BMKG Kepahiang 1 unit. Sedangkan dua pendeteksi Tsunami dikelola BPBD Provinsi di Sport Center dan Kesbanglinmas Pol Provinsi.

Seluruh alat dinyatakan berfungsi secara aktif dan baik kecuali untuk Muara Aman Kabupaten Lebong, yang mengalami kerusakan hingga tak dapat difungsikan.Kepala BMKG Kepahiang Litman menjelaskan jika alat-alat tersebut masih berfungsi secara baik, dan mampu mendeteksi potensi tsunami dan gempa nasional. \"Semua berfungsi kecuali di Muara Aman, karena pendeteksi jaringan tidak berfungsi hingga laporan ke Jakarta-nya tak bisa berjalan dengan baik. Informasinya tahun depan alat itu akan diperbaiki,\" tegas Litman.

Sementara itu, staf Kegempaan BMKG Kepahiang Nurul Hidayat menjelaskan jika alat-alat deteksi gempat tersebut setiap tanggal 26 perbulannya selalu dilakuakn pengecekan atau uji coba. Supaya diketahui alat yang dipasang BMKG tersebut masih berfungsi atau tidak.

\"Serine setiap tanggal 26 perbulannya selalu dicoba alatnya, antisipasi kalau ada gempa dilaut terus tsunami kita ada sirine,\" tegasnya.

Dia mengatakan terjadinya gempa di Sulawesi Tengah tak akan merember ke Bengkulu. \"Lempengnya beda. Kalau di Palu, Palukoro terjadinya di sekitar situ, kalau kita (Bengkulu) di erausia,\" katanya. Lokasi atau jarak titik kejadian dengan Provinsi Bengkulu sangat jauh hingga tak bisa dikaitkan bencana alam itu akan terjadi di wilayah Bengkulu. \"Tidak ada hubungan dengan Gempa Donggala Palu. Namun kita memiliki peringatan dini secara rutin, uji sirene hidup atau tidak. Seandainya ada gempa berpotensi tsunami peringatan bagi warga sekitar,\" ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi, DR Soermarno MPd, sampai saat ini menara peringatan bencana yang dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu baru ada dua titik. Titik pertama ada di lapangan Sport Center Pantai Panjang dan kedua ada di halaman kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi. \"Belum ada di kabupaten. Kita cuma ada dua itu saja,\" terang Sumarno, kepada BE, kemarin (1/10).

Dia menjelaskan, tahun ini BPBD juga tidak ada menganggarakan pembangunan menara peringatan bencana itu. Karena seharusnya, kabupaten/kota itu juga bisa menganggarakan di APBD masing-masing. Ya harusnya APBD kabupaten/kota itu bisa dianggarkan untuk membangun manara itu,\" tambahnya.

Untuk pembangunan satu menara itu tidak akan menghabiskan anggaran miliaran rupiah. Sehingga kabupaten/kota juga tidak akan berat untuk membangunnya. Minimal di setiap kabupaten/kota itu ada satu manara peringatan bencana. \"Menara peringatan bencana itu penting. Karena ketika ada bencana, maka sirene bisa hidup dan masyarakat tahu kalau ada ancaman bencana datang,\" tegas Sumarno.

Sumarno menegaskan, dua menara peringatan bencana itu sampai sekarang masih berfungsi dengan baik. Bahkan setiap tanggal 26, BPBD terus menguji coba menghidupkan serine tersebut. Sehingga dipastikan alat untuk mendeteksi terjadinya bencana bisa berfungsi. \"Kita hidupkan terus setiap bulan dan ada operatornya terus setiap hari,\" ungkapnya.

Selain menara peringatan bencana, BPBD juga mensiagakan tim setiap hari. Tim itu akan terus siaga, ketika ada bencana datang. Baik itu gempa bumi, tanah longsor, tsunami maupun bencana lain. \"Tim kita ada siaga setiap hari. Kalau ada apa-apa, mereka langsung bergerak untuk memberikan pertolongan kepada masyarakat,\" tutup Sumarno.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mukomuko, Drs H Nurngubaidi melalui Kepala Pusdalop, Hitatun menyampaikan Kabupaten Mukomuko punya pendeteksi gempa dan tsunami. Pendeteksi itu di pasang oleh pihak BMKG berlokasi di wilayah bendungan Air Majunto Kecamatan V Koto Kabupaten Mukomuko. ”Informasi yang kami peroleh yang pernah di pasang pihak BMKG beberapa tahun lalu, adalah alat pendeteksi gempa dan tsunami dan pendeteksi itu masih aktif,” katanya.

Namun, Hitatun belum mengetahui sejauhmana pengaktifatan pendeteksi tersebut. Karena langsung menjadi kewenangan dari BMKG. \"Kita hanya sebatas mengetahui. Untuk hal-hal lainnya, pihak BMKG yang lebih mengetahui dan lebih berwenang menyampaikan lebih lanjut untuk secara teknisnya,”katanya.

Sementara itu, Hitatun juga menyampaikan, sekitar seminggu lalu dari BNPB pusat ada pemasangan pendeteksi gerak tanah. Fungsinya untuk mengetahui bakal terjadinya longsor di daerah tersebut.”Peralatannya sudah di pasang yang berada di wilayah Kecamatan Penarik. Pendeteksi itu nantinya akan langsung terkoneksi di Pusdalop, BPBD Mukomuko.

“Awalnya kita usulkan enam lokasi. Setelah dilakukan survei dan penelitian. Tim BNPB yang mengandeng ahli geologi dari UGM, memilih di wilayah Penarik, yang di nilai lokasi tersebut lebih tepat,”tambah Nurngubaidi.(900/(151/320)

Tags :
Kategori :

Terkait