BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pemerintah Provinsi Bengkulu menawarkan peluang investasi kepada para investor untuk pengembangan sektor perkebunan dan perikanan. Kedua sektor tersebut diharapkan dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Bengkulu.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayaanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bengkulu, Ir Hendri Poerwantrisno mengatakan, Provinsi Bengkulu mempunyai prospek besar untuk berkembang sebagai wilayah industri hilir karena memiliki sumber daya alam melimpah.
\"Beberapa sektor yang didorong pengembangannya adalah hilirisasi industri kelapa sawit, kopi, dan perikanan. Untuk itu, kami mencanangkan kluster investasi sebagai upaya menarik investor guna mengembangkan industri hilir berbasis sumber daya alam di sini,\" kata Hendri, kemarin (1/10).
Industri hilir bukan saja penting bagi perekonomian Bengkulu, tetapi juga skala nasional karena akan memperkuat posisi tawar produk lokal yang dapat mengundang kehadiran pemilik modal. Bahkan hilirsasi produk hasil pertanian ini sudah terbukti memiliki prospek yang bagus karena berdasarkan data BPS Bengkulu pada 2017 lalu, diketahui angka produksi kelapa sawit yang dihasilkan daerah itu mencapai 902 ribu ton, kopi sebanyak 54 ribu ton, dan perikanan mencapai 70 ribu ton.\"Potensinya bagus, sehingga bisa dikembangkan oleh investor dan harapannya bisa memicu pertumbuhan ekonomi,\" tutupnya.
Sementara itu, Pakar Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Kamaludin menyatakan, Bengkulu merupakan daerah yang masih mengandalkan kekayaan berbasis sumber daya alam agrikultur. Hilirisasi industri menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan pemerintah guna meningkatkan nilai jual produk pertanian.
\"Sejumlah masalah yang mesti dihadapi dalam mengembangkan industri hilir adalah bahan baku, transportasi, sumber daya manusia, dan kebijakan pemerintah,\" jelas Kamaludin.
Sejauh ini angka produktivitas tanaman agrikultur di Bengkulu sendiri masih jauh dari standar nasional, sehingga pemerintah setempat harus aktif mendorong peningkatan hasil produksi karena industri membutuhkan banyak bahan baku secara realtime.
\"Lihat saja produksi kopi kita per hektarenya jika di daerah lainnya bisa menghasilkan hingga dua ton biji kopi kering, sedangkan yang dihasilkan petani kopi di Bengkulu rata-rata 700 kg per hektare. Ini menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Pemda terkait hilirisasi industri tersebut,\" tutupnya.(999)