Ini Makna Ritual ‘Ambik Tanah’ Festival Tabut

Selasa 11-09-2018,01:04 WIB
Reporter : redaksi2
Editor : redaksi2

Bengkulu, bengkuluekspress.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, secara resmi membuka Festival Tabut 2018. Acara pembukaan digelar di panggung Lapangan Merdeka kawasan View Tower Bengkulu, Senin malam (10/09/18). Usai pembukaan, ia melepas semua anggota Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) untuk melaksanakan prosesi ritualnmengambik tanah. Prosesi pertama dalam rangkaian 10 ritual prosesi Tabut selama 10 hari dari 1 sampai 10 Muharam. Ritual ini memiliki makna manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.

Ketua KKT Bencolen, Syiafril Syahbudin mengatakan, dalam prosesi mengambik tanah, KKT mengambil dua gumpalan tanah dari dua lokasi. Makna pengambilan tanah tersebut untuk mengingatkan jika manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.

\"Mengingatkan kita semua bahwa akan ada kematian dan kita akan kembali ke tanah. Awal dari tanah dan akan kembali ketanah,\" jelas Syiafril.

Ia menambahkan, prosesi pengambilan tanah juga untuk mengenang Husein. Sebelum berperang, ia mengambil segenggam tanah dan berpesan untuk menyimpan tanah tersebut dalam botol. Dengan pesan jika tanah tersebut berubah menjadi darah itu menandakan Husein telah gugur saat peperangan.

KKT Dibagi Dalam Dua Kelompok

Dalam prosesi mengambik tanah, KKT menuju dua lokasi tempat pengambilan tanah, yakni di Gerga Nala, tepatnya di belakang Grage Hotel Bengkulu dan Gerga di Tapak Paderi. Kelompok KKT yang menggunakan pakaian serba putih itu terbagi menjadi dua kelompok. Yakni kelompok Tabut Imam yang mengarah ke belakang Grage Hotel Bengkulu, Kelurahan Anggut Dalam dan kelompok Tabut Bansal mengarah ke Gerga di Tapak Paderi, tak jauh dari lokasi Benteng Marlborough.

Rombongan Anggota KKT tersebut berjalan kaki menuju tempat mengambik tanah. Mereka tampak membawa air jahe, air susu, bubur berwarna merah dan putih, serta beberapa keping kayu untuk membakar kemenyan, yang akan digunakan dalam melaksanakan ritual mengambik tanah. Dengan diiringi musik Dol, mereka bergerak menuju kedua lokasi prosesi pengambilan tanah yang dilakukan setiap malam 1 Muharram.

Menurut pantauan bengkuluekspress.com di Gerga belakang Grage Hotel Bengkulu. Saat tiba, rombongan KKT langsung duduk bersila dan mengawali prosesi dengan membaca tauhid dan berdzikir bersama. Antusiasme masyarakat pun terlihat menyaksikan prosesi pertama dalam 10 rangkaian ritual Tabut itu. Banyak warga ikut melihat sehingga lokasi mengambik tanah pun dipadati warga yang ingin melihat langsung prosesi ini.

Festival Tabut sendiri digelar untuk mengenang kisah gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Husein gugur dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di Padang Karbala, Irak pada 10 Muharram, 61 Hijriah (681 M). (HBN)

Tags :
Kategori :

Terkait