BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pemerintah Kota Bengkulu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota, memberikan fasilitas gratis kepada warga kurang mampu yang akan melakukan persalinan. Syaratnya, warga bersangkutan hanya membawa surat keterangan miskin dari kelurahan, dan seluruh biaya persalinan tidak dikenakan biaya apapun.
\"Kita juga telah siapkan fasilitas layanan kesehatan seperti Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) dengan Rumah Sakit Rujukan di RSUD Kota Bengkulu dan RSUD M Yunus pada kelas 3, karena sudah masuk dalam program Jaminan Persalinan (Jampersal)\" ujar Kepala Dinkes Kota, Susilawaty SSos SKM MKes, kemarin (24/8).
Program Jampersal dianggarkan Rp 2,1 Miliar yang bersumber dari dana APBN dan dimasukkan pada APBD tahun 2018. Dan fasilitas persalinan gratis ini hanya dikhususkan bagi warga Kota Bengkulu yang miskin tetapi tidak memiliki Jaminan Kesehatan Nasional.
Sedangkan, sasaran RTK adalah ibu hamil dengan faktor resiko, akses yang jauh, anak lebih dari 4, ibu hamil umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, anemia dengan hemoglobin <11G/DL dan harus dilakukan pada H-2 dan H+3 Persalinan guna menurunkan risiko kematian ibu dan bayi.
\"Setiap persalinan harus ditolong dengan tenaga kesehatan yang kompeten, sehingga di perlukan akses yang mudah. RTK adalah tempat transit Ibu bersalin sebelum dan sesudah melahirkan, guna memantau ibu hamil secara intensif,\" jelasnya.
Perlu diketahui, ada 6 titik RTK yang telah beroperasi di kota Bengkulu, yakni RTK Setia, Padang Serai Jl. Simpang Kandis, Gang Setia RT 6 RW 1 No 88 Kel. Sumber Jaya Kec. Kampung Melayu. RTK Beringin, Jl. WR Supratman No 6 RT/RW 2/1 Kel. Beringin Raya. RTK Sofiana Fadillah, JL. H.M Arif No. 2 RT 7 Kelurahan Panorama Kec. Singaran Pati. RTK Tulip, JL. WR Supratman Perumahan Sakha Falih Blok B2 No 11. RTK Rafflesia, Jl. Padat Karya RT/RW 01/03 Kel. Sumur Dewa Kec. Selebar. RTK Mawar Indah, Jl. Letkol Iskandar RT 14 No 81 Tengah Padang.
\"RTK ini merupakan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar, diperuntukkan bagi daerah yang terkendala akses secara geografis, minim tenaga kesehatan dan budaya yang tidak mendukung,\" pungkasnya. (805)
==