Tiga Nelayan Belum Ditemukan

Kamis 09-08-2018,10:23 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengkonfirmasi masih mencari 3 penumpang tenggelam kapal KM Arung Samudera di perairan laut Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Untuk diketahui 3 korban tenggelam masih belum ditemukan, yaitu Oktavianus, Siad dan Aldo.

Kepala Basarnas Provinsi Bengkulu, Abdul Malik SSos mengaku, pencarian melibatkan TNI AL dari Lantamal II Padang, Lanal Bengkulu, Lanal Mentawai, Kodim dan Polair Mentawai, BPBD Mentawai, Syahbandar, Tagana, Orari Rapi, dan sejumlah relawan dari masyarakat.

\"Pencarian terhadap korban hilang dilakukan dengan melibatkan KM SAR Yudistira, KRB 213 Bengkulu dan KAL Nego Lanal Bengkulu. Semua kapal yang dikerahkan hingga kini masih menyisiri perairan laut Pulau Pagai dan Bengkulu,\" ujar Abdul, kemarin (8/8).

Bahkan pencarian telah dilakukan sejak pagi hingga sore hari dengan melibatkan sejumlah pihak. Namun hingga kini belum menemukan titik terang terhadap korban yang belum ditemukan. \"Tadi pagi pencarian kembali kami lakukan dengan menyisiri perairan di Pulau Pagai dan Bengkulu. Namun sampai siang ini, pencarian belum membuahkan hasil,\" kata Abdul.

Sementara untuk 4 korban yang ditemukan Selasa (7/8) siang kemarin, yakni Didin (Dadok), Miko, Alok (Lara Aprianto) dan Si’in (Godok) telah dijemput siang kemarin (8/8) di Bandara Rokot di Kecamatan Sipora Kepulauan Mentawai dengan menggunakan Pesawat Cassa P8203. Pesawat tersebut telah take off dari Bengkulu menuju Bandara Rokot Kepulauan Mentawai pukul 14.50 WIB dengan POB terdiri dari 6 orang kru pesawat, Pasops Pak Dedi, Tomi dari Basarnas dan wartawan.

\"Mereka berangkat untuk mengevakuasi korban yg selamat menuju Kota Bengkulu dengan estimasi perjalanan 1 jam menuju Bandara Rokot,\" jelas Abdul.

Sementara itu, salah satu istri dari 3 korban tenggelamnya kapal KM Arung Samudera yang belum ditemukan, yakni istri dari Oktavianus, Ike Amelia Ulandari mengaku, sempat mendapatkan firasat sebelum mengetahui kabar suami hilang di tengah laut. Anaknya yang bernama Rafa (11) sering menangis sejak ditinggal pergi ayahnya melaut. \"Anak saya biasanya tidak pernah rewel, sejak suami berangkat kamis malam itu selalu saja menangis,\" kata Ike.

Sejak didirikannya Posko SAR di TPI Pulau Baai mulai Senin (6/8) lalu, Ike dan anaknya beserta keluarga korban lainnya selalu menunggu kabar dari tim yang melakukan pencarian melalui jalur laut dan jalur udara. \"Semoga suami saya ditemukan baik-baik saja dan selamat,\" tutup Ike.(999)

Tags :
Kategori :

Terkait