BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Badan Urusan Logistik (Bulog) Bengkulu kembali menambah stok daging beku. Jika sebelumnya hanya 7 ton per minggu, saat ini Bulog menyadiakan 14 ton per minggunya. Kepala Bulog Divre Bengkulu, Dedi Sabetra mengatakan, penambahaan stok ini lantaran tingkat konsumsi daging beku semakin meningkat setiap harinya.
\"Stok kita selalu kurang jika hanya menyediakan 7 ton perminggu,\" terang Dedi kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (29/7).
Dijelaskannya, Bulog pusat sebenarnya hanya menyediakan 7 ton daging beku per minggunya. Untuk memenuhi 14 ton per minggu itu, Bulog Bengkulu akan mengambil jatah daging dari daerah lain. Sehingga stok 14 ton itu bisa terpenuhi setiap minggunya. \"Jujur, jatah daging box untuk Bengkulu hanya 7 ton per minggu. Ini malahan kita comot jatah daerah,\" bebernya.
Distribusi daging beku ke Bengkulu, awalnya hanya untuk menstabilkan harga daging di pasaran. Mengingat saat itu harga daging segar mencapai Rp 140 ribu per Kilonya. Sementara daging beku hanya dijual Rp 80 ribu per Kg. Dengan banyaknya masyarakat membeli daging beku, Bulog dituntut untuk menjamin ketersediaan daging tersebut di pasaran.
\"Tujuaan kita hanya untuk menstabilkan harga daging, tapi ternyata permintaan masyarakat terus tinggi,\" tambah Dedi.
Di samping itu, saat ini daging segar masih dengan harga tinggi, yaitu sekitar Rp 120 per Kg. Dedi mengaku, ketika nantinya harga daging segar sudah di bawah Rp 100 ribu, maka Bulog akan mengurangi stok daging beku. \"Kalau sudah stabil dan harganya terjangkau, kita akan kurangi stoknya,\" tuturnya.
Dalam penjualannya, Bulog masih menggandeng rumah pangan kita (RPK) dan pedang-pedang pasar. Sehingga masyarakat yang ingin membeli daging beku bisa didapatkan dengan mudah. Untuk harga, mitra Bulog tidak boleh menjual melebih harga eceran tertinggi (HET) pemerintah Rp 80 ribu per Kg. Jika diketahui lebih dari harga itu, maka Bulog pastikan akan memberikan sanksi tegas dengan mencabut izin kerjasama kemitraan dengan Bulog. \"Harga tidak boleh lebih dari HET. Kita juga akan terus lakukan pemantauan,\" tandas Dedi. (151)