Menurut Marjon, selama ini masyarakat terbiasa menjadi konsumen dan tidak pernah berfikir untuk berternak sendiri. Sedangkan jika 1 orang memelihara sepasang ayam maka cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan jika stok aman maka harga pun stabil.
\"Setiap pembahasan TPID, saya selalu katakan, kalaulah seluruh ASN dan masyarakat mau berternak, tidak hanya menjadi konsumen, satu orang memiliki 1 pasang ayam saja maka harga ayam itu tidak akan mahal,\" ujar Marjon.
Marjon pun mengatakan, imbauan untuk memelihara ayam sendiri ini telah sering kali disampaikan baik melalui perangkat pemerintahan maupun melalui media.
\"Kita kan beli terus, sampai kapan kita beli? Maka itu, kita evaluasi untuk penekanan itu bagaimana masyarakat memelihara ayam minimal dua ekor setiap satu rumah,\" tandas Marjon.
Imbauan memelihara ayam, kata Marjon, sudah disiarkan juga melalui lurah, bagaimana masyarakat itu melihat potensi di rumah, apa yang berpotensi naik, harga dagingkah, telurkah. Masa kita punya lahan kosong di belakang rumah tidak punya ayam, tidak punya kandang ternak untuk antisipasi kenaikan hargan.
Disisi lain, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Dewi Dharma juga mengatakan, kenaikan harga ayam dan telur ini tak hanya terjadi di Kota Bengkulu melainkan di seluruh daerah. Hal ini lantaran jumlah stok yang semakin berkurang. Saat ini Disperindag Kota Bengkulu, telah melakukan koordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengatasi hal ini.
\"Kenaikan ini kan karena stok berkurang, saat ini kita sedang melakukan koordinasi dengan Bulog untuk menambah stok,\" pungkasnya. (ibe)