BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), yang daya tampungnya belum penuh pesimis bisa memenuhi kuota siswa barunya. Meski, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu, telah membuka peluang penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahap II untuk mendatangkan siswa baru. Pasalnya hingga kini pendaftar PPDB tahap 2 masih sangat minim.
Kepala SMPN 18 Kota Bengkulu Subhan menuturkan, pemenuhan daya tampung di sekolahnya perlu perjuangan ekstra. Hingga hari kedua dibukanya perpanjangan PPDB tahap II, baru ada lima pendaftar baru. Jumlah itu selaras dengan lima pendaftar online yang sampai saat ini belum melakukan daftar ulang.
\"SMPN 18 masih kekurangan 32 siswa lagi atau setara satu kelas. Kita masih menunggu siswa/siswi dari zonasi kecamatan lain yang belum mendapat sekolah. Hari ini (kemarin,red), baru 5 orang yang datang dan itu sudah terdaftar di sekolah lain, tetapi jaraknya sangat jauh dari rumahnya,\" imbuhnya.
Subhan mengaku, pesimis daya tampung sekolahnya terpenuhi, jika dalam waktu yang sudah ditentukan belum juga terpenuhi maka sekolah akan mengambil kebijakan dengan pengurangan jumlah siswa dari ruangan. \"Mestinya buka 10 kelas, per kelas 32 siswa, kalau tidak terpenuhi kita tetap buka 10 kelas isinya akan dibuat minimal menjadi 25 orang/kelas,\" imbuhnya.
Tidak terpenuhinya daya tampung itu, diduga kurang tepatnya pemetaan zonasi, banyak siswa yang mendaftar hanya satu sekolah, dan masalah lainnya calon siswa mendaftar lewat online kemudian tidak melakukan verifikasi berkas. Ia meminta kedepan perencanaan PPDB lebih panjang sehingga pihak telkom bisa membuat perencanaan yang baik dengan sistem zonasi ini. Sehingga penerimaan ini bisa diganti melalui sistem radius sekolah.
Hal sama diungkapkan Kepala SMPN 8 Kota Bengkulu, Salmi SPd. Dikatakannya SMPN 8 Kota Bengkulu, masih kekurangan sedikitnya 88 kursi atau setara dua kelas. \"Sekitar 80% siswa kita dari Kandang dan Bumi Ayu, hanya saja kelurahan ini masuk dalam zona 2, sehingga banyak yang memilih ke zonas 1,\" katanya.
Ia tak bisa berbuat banyak, kekurangan siswa menjadi cambuk selama kepemimpinanya, dan ini menjadi kali pertama sejarah sekolah negeri kekurangan siswa baru. \"Sebelumnya kami tidak pernah begini, biasanya pendaftaran dihari kedua kita sudah mendepak siswa yang daftar,\" jelasnya.
Jika tidak terpenuhi, maka sekolah ini menerapkan kelas kecil dengan isi 25 siswa/ rombongan belajar (rombel) untuk memenuhi sepuluh rombel. Dengan begitu tidak ada kekurangan jam mengajar yang dialami guru. \"Kita buka 10 kelas. Kalau tidak terpenuhi ya kita biarkan saja kelar kosong, dan guru mengajar ke sekolah lain untuk memenuhi jam mengajarnya,\" tukasnya.
Berdasarkan laporan hasil penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMP Kota Bengkulu, 2018. Jumlah daya tampung yang dibuka sebanyak 5.362 kursi tersebar di 25 sekolah. Dari jumlah tersebut, kuota yang terpenuhi jalur prestasi sebanyak 69 kursi, 53 jalur alasan khusus dan jalur zonasi umum sebanyak 4.186 kursi, kemudian pendaftar offline sebanyak 172. Sehingga total pendaftar tercatat 4.480. Dengan begitu jumlah pendaftar kurang di Kota Bengkulu, sebanyak 837 siswa.
Sementara sebaran penerimaan peserta didik ditingkat madrasah di Kota Bengkulu, berjumlah 2.270 siswa dengan rincianya Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 689 siswa, Madrasah Tsanawiyah 832 siswa, dan siswa Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 749 siswa. Berkaca pada data tersebut, pemenuhan kuota tingkat SMP yang sampai saat ini masih kekurangan 837 an kursi sulit terwujud, pasalnya sejumlah siswa/siswi sebanyak 832 siswa telah mendaftar pada madrasah dan siswanya mendaftar di sekolah swasta yang lebih awal membuka pendaftaran.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu Drs Bustasar MS MPd melalui Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Dr Junni Muslimin diamini Kasubag Informasi H Rolly Gunawan MHi menuturkan, tahun ini jumlah pendaftar di madrasah sangat tinggi. Siswa yang telah mendaftar di madrasah yang tersebar di kabupaten/kota mencapai 18.558 siswa untuk 684 rombongan belajar. Rinciannya MA sebanyak 4.154 siswa, Madrasah tsnawaiyah (MTs) 7.874 dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) 6.580 siswa.
Proses seleksi menggunakan nilai raport dan akademik dan tidak menggutamakan kartu keluarga (KK) membuat penerimaan peserta didik baru di madrasah berjalan lancar. Peserta tidak hanya siswa yang berasal dari madrasah semata, tetapi ada dari sekolah umum. Pendidikan yang mengutamakan religius ini kian tahun telah menempati hati masyarakat, dibuktikan dengan tingkat pendaftaran tiap tahunnya yang mengalami peningkatan. \" Madrasah sudah ada di hati masyarakat, itu membuktikan tingkat pendaftaran tiap tahunnya meningkat, \" cetusnya. (247)