BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA akan mengumpulkan semua bupati yang telah mengeluarkan izin pendirian pabrik sawit di Bengkulu. Hal ini dilakukan, untuk mempertegas terkait sanksi rencana pencabutan izin bagi perusahaan pabrik sawit yang tidak memenuhi penetapan harga sawit Rp 1.200 perkilonya. Sebab, sejak penetapan harga tersebut, banyak pabrik yang tidak mematuhi aturan tersebut.
\"Besok (Rabu,red) kita kumpulkan semua bupatinya. Karena semua izin itu ada di bupati,\" ujar Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (9/7).
Menurut Rohidin, harga yang telah disepakati itu harus tetap ditegakkan. Sebab, penetapan harga itu telah mendapatkan persetujuan oleh semua pengusahaan sawit melalui Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Bengkulu. \"Harga ini kan sudah ditetapkan bersama. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak dipatuhi,\" tambahnya.
Tidak hanya terkait harga, perusahaan pabrik sawit juga harus memperhatikan hasil panen kabun masyarakat. Jangan sampai, pemilik perusahaan justru hanya memprioritaskan hasil perkebunannya sendiri. Menurut Rohidin, hadirnya pabrik di Bengkulu itu bukan hanya menguntungkan perusahaan saja, tapi bagaimana ikut berpikir keberlangsungan masyarakat. \"Syarat waktu buat izin itu kebun rakyat, jadi harus prioritaskan juga kebun masyarakat, jangan hanya mementingkan keuntungan,\" tegas Rohidin.
Menurut Rohidin, terjadinya penumpukan hasil panen masyarakat hingga harus mengantri berhari-hari di pabrik sawit itu, atas beberapa faktor. Salah satunya, turunnya ekspor CPO ke luar negari. Ditambah lagi, penurunan harga terlalu murah dibanding dengan provinsi lain. \"Kondisi ini memang sudah terjadi. Tapi tidak boleh diam, pihak perusahaan juga harus dicari solusinya,\" ungkapnya.
Termasuk penurunan harga juga terjadi, lantaran Bengkulu ekspornya masih banyak lewat provinsi lain. Sementara ekspor lewat pelabuhaan Pulau Baai sangat kecil. Hal ini membuat Bengkulu mendapatkan pinalti, hingga harus berbeda Rp 300 sampai Rp 350 perkilo dibanding dengan provinsi lain. \"Harus kita akui, harga sawit kita lebih rendah dibanding provinsi lain. Kita dorong bagimana nanti, ekspor itu bisa lewat pelabuhaan Pulau Baai Bengkulu,\" tutup Rohidin.
Sementara itu, anggota DPR RI, dr Anarulita Muchtar mengajak, pemerintah daerah di provinsi Bengkulu agar memberikan kepada petani sawit tradisional jaminan asuransi. Ini dilakukan untuk memberikan jaminan rasa aman kepada para petani ketika TBS kelapa sawit mengalami kerugian. \"Perekonomian para petani sawit hanya bergantung dari sana. Dengan adanya asuransi maka para petani tidak terpuruk dalam kondisi perekonomian yang sedang terjadi saat ini,\" kata Anarulita, kemarin (9/7).
Kondisi perekonomian saat ini sudah semakin buruk bagi para petani sawit. Hal ini terlihat dari menurunnya harga beli komoditas sawit ke petani yang menurun tajam sejak menjelang perayaan lebaran. Bahkan per kilogram TBS sawit hanya dihargai pada harga bervariasi Rp400 hingga Rp700 saja. \"Kondisi tersebut telah berlangsung cukup lama dan diyakini menjadi periode yang cukup sulit bagi petani tradisional, makanya asuransi untuk petani sawit merupakan solusi yang tepat untuk saat ini,\" tegas Anarulita.
Selain menyediakan asuransi bagi petani sawit, Pemprov Bengkulu juga perlu membangun pabrik olahan turunan dari komoditas sawit. \"Banyak, seperti pabrik minyak goreng, sabun dan lainnya. Dengan begitu nilai dari komoditas dan kebutuhannya terus membaik,\" ujar Anarulita.
Selain itu, Pemprov Bengkulu juga bisa membuat sendiri perusahaan tersebut dengan membentuk badan usaha milik daerah (BUMD) atau pun perseroan terbatas (PT). Dengan begitu permasalahan seperti ini tidak akan terulang lagi dimasa yang akan datang. \"Kita harus pikirkan solusinya sejak dini, jangan sampai hal ini terulang lagi ditahun berikutnya,\" tukasnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengaku, pihaknya berencana membidik asuransi untuk perkebunan khususnya kelapa sawit dengan bekerjasama dengan perusahaan Asuransi yang ada di Bengkulu. Ia mengaku potensi bisnis di bidang perkebunan khususnya kelapa sawit cukup tinggi.
\"Beberapa daerah di Bengkulu mencatat industri perkebunan kelapa sawit tumbuh cepat. Untuk itu, bagi perusahaan asuransi yang bersedia bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi kami sangat terbuka,\" tukas Ricky.(999/151)