KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress - Data yang dimiliki Dinkes Kepahiang menunjukan dari 300 orang balita di Kabupaten Kepahiang, sebanyak 87 balita orang mengalami stunting atau pertumbuhan kerdil yang tersebar dibeberapa desa di daerah tersebut.
\"Setelah melakukan pengecekan kesehatan ternyata 29,3 persen balita mengalami stunting atau pertumbuhan cebol,\" tutur Plt Kadis Kesehatan Kepahiang, Saprialiasi Gani SKm.
Jumlah penderita meningkat dari tahun sebelumnya, yang mencapai 18,3%. Pengamatan Dinkes angka Stunting di Kabupaten Kepahiang mengalami naik turun. Berbagai upaya juga dilaksanakan jajaran Dinkes untuk menekan jumlah balita stunting dengan turun memberikan sosialisasi. \"Penangulangan kita melaksanakan Pemberian Makan Tambahan (PMT) dan Vitamin A pada balita secara rutin,\" tutur Saprialis saat menjadi pembicara diacara sosialisasi Germas di Guest House Kepahiang.
Ia mengajak, seluruh ibu yang memiliki anak balita untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi pada anaknya. Agar pertumbuhan fisik balita dapat berjalan dengan baik dan tak mengalami penyakit stunting atau kerdil. Ia menejelaskan, faktor penyebab utama stunting karena kurangnya asupan makanan bagi anak saat balita. Untuk itu Dinkes sudah mendorong agar masyarakat dapat meningkatkan pemberian asupan makanan pada balita.
\"Cara mencegah stunting harus konsumsi protein agar dapat merangsang pertambahan tinggi dan berat badan anak yang berusia di atas 6 bulan. Karena anak-anak yang mengalami kekurangan protein sejak dalam kandungan rentan mengalami stunting,\" tegas Saprialis.
Sekurang-kurangnya anak harus mendapat protein 15 persen dari total asupan kalori. Sehinga proses pertumbuhannya bisa berjalan secara baik. Adapun bahan-bahan makanan yang mengandung protein didapati dari sayuran, seperti kacang-kacangan, umbi-umbian, biji-bijian serta dari hewan seperti ayam, sapi, telur, susu bahkan ikan. \"Kita melalui jajaran kerap mensosialisasikan ini, guna mencegah stunting,\" kata Saprialiasi. (320)