HONDA BANNER
BPBD

Kilauan di Permukaan Cirata Simbol Harapan Kemandirian Energi Bangsa

Kilauan di Permukaan Cirata Simbol Harapan Kemandirian Energi Bangsa

Kilauan di Permukaan Cirata Simbol Harapan Kemandirian Energi Bangsa-IST-

Energi yang dihasilkan dari permukaan waduk Cirata  mengalir melalui jaringan listrik Jawa Barat, terhubung ke Gardu Induk Cirata hingga Purwakarta dan Padalarang, yang mendukung PLTA Cirata untuk menerangi rumah-rumah, pabrik, dan industri di Jawa hingga Bali.

Terbitnya Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2023 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri PUPR No 27/2015 tentang Bendungan pada Juli 2023 yang membuka peluang perluasan PLTS Terapung hingga 20 persen dari total luas permukaan waduk, PLTS Terapung Cirata kini tengah dipelajari untuk meningkatkan kapasitasnya sampai tiga kali lipat.

Kemudian, kata Dimas, meski pembangunan infrastruktur ini memiliki tantangan seperti pemasangan panel terapung yang butuh presisi tinggi, perizinan yang terhambat akibat perubahan regulasi, sampai teknologi pembersihan otomatis yang mahal sehingga pemeliharaan harus secara manual, pihak PMSE meyakini PLTS Terapung Cirata yang merupakan pionir ini akan menjadi trensetter dalam pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia.

"Meski ada hambatan terbesar, yakni membuktikan bahwa teknologi ini layak diterapkan di Indonesia," ujar Dimas.

Berdaulat dan memberdayakan

Infrastruktur yang akan berusia tiga tahun pada November 2025 itu telah berdampak pada warga lokal tiga kabupaten sekitar, dengan menyerap tenaga kerja lokal hingga 1.800 orang, dan kini 60 nelayan tradisional jadi bagian tim pemeliharaan setelah mendapat pelatihan dan sertifikasi.

Infrastruktur ini juga diproyeksi menjadi simbol baru dalam perjalanan Indonesia menuju energi berdaulat dan masa depan yang lebih hijau mengingat berbagai keunggulan yang dimilikinya.

Pertama soal lahan, di mana pembangunan PLTS Terapung Cirata  tidak memerlukan pembebasan lahan tambahan yang luas, dan tidak mengganggu kegiatan pertanian atau pemanfaatan lahan lainnya, guna menghadirkan PLTS berkapasitas 192 MWp.

Lalu, dengan sumber tenaga utama sinar matahari, infrastruktur ini beroperasi tanpa bergantung pada sumber energi fosil seperti batubara, minyak dan gas yang menjadikannya lebih hemat, dan berperan dalam mengurangi kebergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi karbon hingga 214 ribu ton per tahun yang mendukung target Net Zero Emmision tahun 2060.

Dengan tenaga surya yang lebih hemat dan bersih dalam beroperasi, menyebabkan PLTS Terapung Cirata menghasilkan listrik yang terjangkau dengan harga listrik kompetitif sekitar Rp900 per kWh, yang membantu masyarakat terutama di daerah terpencil dan belum terjangkau, untuk mendapatkan akses yang lebih baik terhadap energi yang andal dan terjangkau.

"Karenanya, PLTS Terapung Cirata ini menjadi percontohan bagi proyek-proyek PLTS Terapung setelahnya. Kami membuktikan bahwa energi terbarukan itu tidak harus mahal, bahkan tarifnya mampu bersaing dengan batubara misalnya," kata Dimas.

Selain itu, infrastuktur ini dengan panel surya terapungnya, dinilai turut membantu mengurangi laju penguapan air waduk, yang menjadi nilai tambah dalam konservasi sumber daya air. Juga, mampu menurunkan suhu air 1-2 derajat celcius yang menjadikannya lebih optimal untuk budidaya udang maupun ikan tambak.(**)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: