HONDA BANNER
BPBD

Menyongsong Kewajiban Adopsi Teknologi Manufaktur

Menyongsong Kewajiban Adopsi Teknologi Manufaktur

National Lighthouse Industry-ANTARA-

Skala biaya ini sering kali mematikan niat adopsi, meskipun manfaatnya sudah diketahui.

Ketiga, kompleksitas integrasi sistem lama. Sebagian besar pabrik di Indonesia telah berdiri lama dan menggunakan sistem operasional warisan  yang tidak dirancang untuk komunikasi data masif. Mengintegrasikan teknologi AI modern dengan infrastruktur lama ini memerlukan cost dan keahlian teknis yang melimpah.

Percepatan 

Jika kita sepakat bahwa tiga tembok ini, SDM, biaya, dan integrasi, adalah akar masalah yang menghambat transformasi, maka solusi yang kita ambil harus bersifat konstruktif dan strategis, berfokus pada penghapusan hambatan tersebut.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah Model lighthouse dari sekadar pengakuan menjadi platform transfer pengetahuan wajib.

Pemerintah perlu mendorong (melalui insentif) agar 29 perusahaan tersebut menjadi mentor dan blueprint teknologi bagi ekosistem industri mereka, terutama UKM yang paling rentan.

Selain itu, harus ada insentif finansial yang ditargetkan berupa subsidi atau keringanan pajak untuk mengurangi beban biaya awal, sehingga teknologi AI menjadi terjangkau dan dapat memperluas jangkauan adopsi.

Kedua, perlu dilakukan reformasi pendidikan vokasi yang agresif. Kurikulum sekolah kejuruan dan politeknik harus dirombak total dan selaras dengan kebutuhan teknologi 4.0, berfokus pada keterampilan AI/Robotika praktis. Ini harus dilengkapi dengan program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan massal bagi pekerja yang sudah ada.

Tujuannya jelas: memastikan tenaga kerja siap bekerja berdampingan dengan AI, bukan dikalahkan olehnya.

Ketiga, dorong solusi lokal dan modular. Ketergantungan pada teknologi dan vendor impor berisiko mahal dan rentan. Pemerintah dan industri harus berkolaborasi dengan startup lokal untuk menciptakan solusi AI yang modular, terjangkau, dan mudah diadaptasi ke mesin-mesin lama.

Pendekatan modular ini akan mengurangi kompleksitas integrasi dan biaya awal, memungkinkan perusahaan untuk bertransisi secara bertahap.

Tantangan implementasi AI bukan lagi soal apakah teknologi itu baik, melainkan bagaimana secara strategis mengatasi biaya dan kesenjangan kompetensi SDM.

Keberanian untuk menerapkan tiga langkah strategis di atas secara konsisten dan terukur akan menentukan apakah Indonesia hanya memiliki 29 menara suar yang terang, ataukah seluruh armada manufaktur kita mampu berlayar dengan kompeten di lautan persaingan global yang semakin ketat.

Kegagalan untuk menutup kesenjangan ini berarti hilangnya daya saing yang permanen. AI, bagi Indonesia, bukan lagi sekadar pilihan; ia adalah mandat keberlangsungan.

*) Rioberto Sidauruk adalah pemerhati industri strategis dan saat ini bertugas sebagai Tenaga Ahli AKD DPR RI

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: