300 Kasus Keracunan

300 Kasus Keracunan

\"zulkifli\"KASUS keracunan  di Provinsi Bengkulu sangat tinggi, dan setiap tahunnya mengalami peningkatan.  Penyebab keracunan bisa dari makanan, minuman, tertelan obat  hingga menelan pestisida.  Tingginya angka keracunan di Bengkulu, bahkan selalu memasuki peringkat sepuluh besar se-Indonesia, dan kasus keracunan terbanyak  dialami perempuan.

Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu, Zulkifli Apt   saat dikonfirmasi tak membantah pun tak membenarkan.  Diakuinya kasus keracunan di Bengkulu amat tinggi. Di tahun  tahun 2012 data keracunan yang dikumpulkan dari 9  Rumah Sakit Daerah  di 9 Rumah Sakit  di  kabupaten/kota tercatat 300 kasus, dan 4 kejadian Luar Biasa (KLB).   Sembilan Rumah Sakit se-Provinsi Bengkulu terdiri dari RSUD M. Yunus, RSU Bhayangkara Jitra, RSUD Kepahiang, RSUD Curup, RSUD Arga Makmur, RS Hana Charitas dan RSUD HD Manna.

\"Setiap bulan kita selalu mengambil data  keracunan di 9  RS di kabupaten/kota,  rata-rata  persitiwa keracunan mencapai 15-37 kasus, artinya satu hari minimal satu kasus  keracunan,\" katanya, seraya menyebutkan data keracunan itu diambil untuk dilaporkan ulang melalui sistem  informasi keracunan di BPOM pusat.

Dari catatan keracunan selama tahun 2012,   mengalami peningkatan jika dibanding pada tahun-tahun sebelumnya.   Pada tahun 2011  jumlah keracunan  hanya tercatat 294  kasus  Toksiko (perorangan)  dan 6 kasus KLB, kemudian pada  tahun 2010  kasus keracunan sangat tinggi mencapai 309 toksiko dan 2 kasus KLB, tahun  2008  sebanyak 123  Toksiko  1 kasus KLB,  serta tahun 2007 sebanyak  129 kasus  dan 2006 diketahui 3 kasus KLB.

Tingkat keracunan tertinggi  terjadi perempuan umumnya berkisar dari usia 14 tahun hingga 25 tahun, yang disebabkan  menelan  cairan pestisida,  atau bahan kimia rumah tangga seperti, Gramaxone, baygon cair, lotion jenis  sofel, minyak tanah.  Sedangkan faktor dari  makanan seperti jamur, bayam dan makanan diduga kadaluarsa, sedangkan minuman jenis alkohol  hanya terjadi beberapa kasus saja.  Untuk tahun 2012 saja,   sisanya dari faktor makanan, minuman dan obat keras, namun persentasenya kecil.

Untuk mengantisipasi  keracunan  tersebut, BPOM  telah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota  untuk mengusut dan menginvestigasi kasus  keracunan, BPOM juga memberikan pelatihan terhadap 78  petugas   Dinkes  untuk menangani keracunan, kendalanya tenaga yang dilatih saat ini sudah kerap dipindahtugaskan   oleh penjabat akibatnya tidak ada tenaga yang menagani masalah ini. (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: