Peminat Kontrasepsi Meningkat

Peminat Kontrasepsi Meningkat

\"\"BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pemakaian alat kontrasepsi di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu, pemakaian alat kontrasepi saat ini sudah sampai 75 persen dari total perempuan menikah di Bengkulu.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu, Busmar Edisyaf SP MM mengatakan, pemakaian alat kontrasepsi cukup tinggi itu salah satu faktor keberhasilan untuk menekan angka kelahiran di Bengkulu.

\"Tahun ini sudah bagus penggunaan kontrasepsi, angkanya sudah sampai 75 persen,\" ujar Busmar kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (22/4).

Meski tergolong cukup bagus dalam pemakaian kontrasepsi, Busmar mengatakan perempuan Bengkulu masih dominan menggunakan kontrasepsi jangka pendek seperti suntik, pil dan kondom. Padahal, alat kontrasepsi jangka pendek tersebut sangat rawan kebobolan sehingga bisa menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan.

\"Ini yang masih jadi persoalan. Masyarakat masih banyak memilih kontrasepsi jangka pendek,\" tuturnya.

Kontrasepsi jangka pendek yang rawan kehamilan tidak diinginkan itu sangat menggangu kondisi janin, ibu yang mengandung dan suami dalam rumah tangga. Sebab, jika tidak kuat, maka pasangan suami istri tersebut bisa terganggu secara psikologisnya. Untuk itu, Busmar menyarankan, masyarakat bisa menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang seperti vasektomi (MOP) untuk pria, tubektomi (MOW) untuk wanita dan implant.

\"Kita sarankan yang jangka panjang. Jadi rawan hamil tidak diinginkan itu bisa diatasi,\" tambah Busmar.

Penggunaan kontasepsi jangka panjang di Bengkulu sendiri masih rendah sekitar 24 persen. Sementara di daerah maju seperti di Pulau Jawa, kontrasepsi jangka panjang itu sudah sampai 40 persen.

BKKBN Provinsi Bengkulu menargetkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang itu bisa sampai 40 persen. Tentu langkahnya dengan gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

\"Target kita bisa tinggi. Karena untuk hamil harus lah siap, baik untuk istri maupun suaminya. Sehingga perlu program yang baik untuk bayi sebagai generasi kedepan,\" tandasnya. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: