Helmi Belum Putuskan Hijrah, Minta Partai Hanura Pertimbangkan Ulang

Helmi Belum Putuskan Hijrah, Minta Partai Hanura Pertimbangkan Ulang

\"Bengkulu\" \"Saya mengapresiasi adanya rekomendasi dari Partai Hanura, tapi saya meminta agar (Partai Hanura) mempertimbangkan lagi merekomendasikan saya,\" ujar Helmi.
Helmi Hasan SE Walikota Bengkulu   BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE, belum memutuskan hijrah dari kota Bengkulu ke Lampung. Meski, ia mendapatkan rekomendasi dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) untuk menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) berdampingan dengan Bupati Lampung Tengah (Lamteng) DR Ir H Mustafa MH, pada pemilihan gubernur (Pilgub) Lampung, 27 Juni 2018 nanti. Helmi meminta agar DPP Partai Hanura mempertimbangkan ulang terkait rekomendasi tersebut. Meski demikian, adik kandung Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini memberikan apresiasi kepada Partai Hanura yang telah memberikan mandat terhadapnya. \"Saya mengapresiasi adanya rekomendasi dari Partai Hanura, tapi saya meminta agar (Partai Hanura) mempertimbangkan ulang merekomendasikan saya,\" ujar Helmi, kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (16/10) Helmi menegaskan, dasar dia meminta Partai Hanura mempertimbangkan ulang rekomendasi itu, karena menyadari tidak memiliki dukungan basis massa dan finansial, jika harus mengikuti Pilgub di Lampung. Meskipun dia kader PAN, DPW PAN Lampung sendiri sudah memberikan dukungan kepada kandidat lain, Arinal, mantan Sekda Pemprov Lampung. \"Kalau di Lampung saya tidak memiliki partai, massa (dukungan) pun saya tidak ada,\"tegasnya. Helmi juga menegaskan hingga saat ini belum memutuskan untuk maju baik di Pilgub Lampung dan Pemilihan Walikota Bengkulu. \"Kita ikut rencana dan keputusan Allah SWT karena itu pasti terjadi dan yang terbaik. Apakah dua periode di Kota Bengkulu, atau di Lampung, Allah SWT yang memberikan kerajaan kepada siapa yang dikehendaki dan mencabut keranaan dari siapapun yang dikehendaki,\" tegasnya. Menurut Helmi, pesta demokrasi merupakan pestanya rakyat. Sehingga, rakyatnya yang harusnya mencari pemimpin, seperti yang dikehendaki. \"Bukan, tiba-tiba muncul kandidat, seolah-olah dermawan, baik, dan seperti menjelma malaikat,\" katanya. Dia mengatakan, baik masyarakat Lampung dan masyarakat Kota Bengkulu, harus mencari pemimpinnya yang dikehendakinya. Masyarakat harus mencari pemimpin yang diyakininya bagus. \"Itulah namanya demokrasi, pesta rakyat itu. Bukan pesta kandidat,\" jelasnya. Sementara itu, Pasca Partai Hanura mengumumkan secara resmi rekomendasi untuk balon gubernur dan wakil gubernur, Mustafa – Helmi Hasan, Bupati Lampung Tengah, Dr Ir H Mustafa MH mengatakan segera berkomunikasi dengan partai koalisi pengusungnya. Adapun tiga partai pengusung Mustafa adalah NasDem, PKS, dan Hanura. \"Akan saya komunikasikan dengan partai koalisi lainnya, ya tentunya kita akan koordinasikan dengan partai koalisi, dan Helmi Hasan sendiri,\" kata Mustafa. Menurutnya, komunikasi dengan Helmi Hasan sudah pernah, tinggal komunikasi lebih lanjut. \"Sebelumnya sudah ada komunikasi, nanti komunikasi lebih lanjut ya,\" imbuhnya. Mirza: Sangat Berisiko Pengamat Politik dari Universitas Bengkulu (Unib) Mirza Yasben M.Soc, Sc menyarankan agar Helmi Hasan tidak menerima rekomendasi dari DPP Hanura, untuk menjadikan H Helmi Hasan SE sebagai pasangan DR Ir H Mustafa M dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung 2018. Dia menilai, hal itu sangat berisiko baginya. \"Selama ini menjadi ketua DPW PAN, tiba-tiba ada tawaran lain untuk kesana (Lampung), menjadi sebuah hal yang perlu dipertanyakan. Secara politik itu biasa, tetapi kalau berdasarkan secara etika, itu luar biasa, karena berani keluar dari jalur,\" kata Mirza, kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (16/10). Untuk diketahui, pasangan Mustafa-Helmi Hasan ini, akan berkoalisi dengan 3 Partai Politik lainnya, seperti Partai Hanura, Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Untuk sementara, pasangan ini memiliki peluang untuk lolos dalam memenuhi persyaratan sebanyak 17 Kursi. Karena, Hanura memiliki 2 kursi, PKS 8 kursi dan Nasdem 8 kursi, sehingga terkumpul sebanyak 18 kursi. Sedangkan, DPW PAN Lampung justru telah mendeklarasikan lebih dahulu dukungannya kepada calon lain yakni Arinal, yang merupakan mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemda Lampung, yang juga mendapatkan dukungan DPD Golkar Lampung. Dilihat dari peta koalisi ini, Helmi Hasan justru tidak mendapatkan dukungan dari PAN. Padahal, jika dilihat dari latarbelakang/rekam jejak politik, Partai PAN ini sangat melekat dengan Helmi Hasan terlebih lagi sudah menjadi Ketua DPW PAN Provinsi Bengkulu dan juga merupakan adik Kandung Ketua DPW PAN Lampung, Zainudin dan Ketua Umum DPP PAN, H Zulkifli Hasan. Mirza Yasben menjelaskan, jika Helmi Hasan memandang Proses Pilgub ini dengan orientasi kekuasaan, maka akan sah-sah saja. Namun, secara etika kepartaian, Helmi akan dinilai terlalu berani mengambil resiko, karena harus meninggalkan Partai PAN yang selama ini sudah membesarkannya dan membawanya menjadi Walikota Bengkulu periode 2013-2018. \"Sebagai kader cepat sekali meninggalkan jasa-jasa Partai yang telah membesarkan dia dan menempatkan ke dalam posisi Ketua DPW, dan itu akan sangat dipertanyakan orang, \"tanya Mirza.(805)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: