Handphone Ungkap Pembunuhan ASN Kemenag Benteng

Handphone Ungkap Pembunuhan ASN Kemenag Benteng

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kasus pembunuhan terhadap aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) Bengkulu Tengah, berhasil terungkap dari pelacakan handphone korban dan terduga pelaku yang dilakukan jajaran Sat Reskrim Polres Bengkulu. Pembunuhan itu diduga dilakukan BA (51) warga Bengkulu Tengah (Benteng). Dari pelacakan tersebut diketahui orang terakhir yang berada didekat atau berkomunikasi dengan Siti, BA, baik itu menelfon atau mengirim pesan singkat. Kecurigaan semakin kuat lantaran komunikasi melalui nomor handphone tersebut mulai sering dilakukan sejak September 2017. \"Mereka sering komunikasi sejak bulan September, dari pelacakan tersebut kemudian kita lakukan penyelidikan dan pengembangan. Akhirnya kita berhasil menangkap terduga pelaku di rumahnya,\" ujar Kapolres Bengkulu, AKBP Ady Savart Penataran Simanjuntak SH SIK melalui Kasat Reskrim AKP Rooy Noor SIK, Minggu (15/10). Untuk sementara pelaku masih dijerat dengan pasal pembunuhan murni, bukan pembunuhan berencana. Karena berdasarkan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), pelaku BA memukulkan kayu ke arah kepala Siti karena spontan. \"Niat pelaku timbul seketika saat berada di TKP, jadi tidak direncanakan terlebih dulu,\" imbuh Kasat Reskrim. Dari pengakuan BA, dia kembali dekat dengan Siti sejak dua tahun lalu. Tidak ada orang yang curiga dengan hubungan mereka meski jarak rumah BA dan Siti hanya sekitar 50 meter. Karena Siti dan BA pintar menyembunyikan kedekatan mereka. Terlebih lagi, Siti sangat dekat dengan isteri BA, bahkan sering pergi ke kantor berboncengan satu sepeda motor. \"Tidak ada yang tahu, pergi berangkat ke kantor dan pulang kerumah sama istri saya. Dia (siti) pintar sekali menyembunyikan kedekatan kita,\" ujar BA. Hanya saja, kata BA, saat BA terlihat mesra dengan istrinya atau bahagia saat berkumpul dengan keluarganya, Siti kerap menaruh iri kepada BA. Bahkan Siti pernah membawa pisau mengejar BA karena BA memboncengkan isterinya. \"Pernah ngejar-ngejar saya bawa pisau, tidak suka saat saya bonceng istri,\" terang pelaku BA. Puncaknya pada Senin 2 Oktober, Siti mengajak BA bertemu. Keduanya kemudian bertemu di Simpang 4 Nakau. Setelah mengantarkan Siti ke Bank BRI Syariah dan kantor BPJS, keduanya pergi ke pantai dan disana mereka makan, hingga akhirnya pergi ke sekitaran Pulau Baai. Di kawasan Pulaubaai terjadilah pemukulan dilakukan BA yang mengakibatkan Siti meregang nyawa. \"Saat itu saya benar-benar khilaf, setelah memukul saya tinggalkan tidak mikir lagi dia mati atau tidak,\" ujar BA. Setelah meninggalkan Siti di Pulau Baai, BA mengaku tidak tenang. Hari Selasa (3/10) dirinya mulai gelisah. Bahkan saat bekerja dibangunan BA mengaku tidak konsentrasi. Terlebih lagi pada hari Rabu (11/10), BA melihat di televisi ada berita penemuan mayat di sekitaran Pulau Baai. Hal tersebut semakin membuatnya tidak tenang. BA juga mengaku tidak kepikiran lagi untuk menyerahkan diri kepada kepolisian. Meski dirinya pernah datang ke Polsek Talang Empat melaporkan sepeda motor isterinya yang belum kembali kerumah setelah dipinjam Siti.

\"Saya minta maaf kepada keluarga saya, keluarga Siti, tetangga perangkat desa Harapan Makmur. Menyesali sekali perbuatan saya ini,\" pungkas BA.(167)
Baca Juga Cinta Lama Berujung Kematian (CLBK), Misteri Pembunuhan Siti Musyarofah Terungkap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: