Virus Jembrana Serang Sapi, Hewan Kurban Harus Bersetifikat Sehat

Virus Jembrana Serang Sapi, Hewan Kurban Harus Bersetifikat Sehat

\"VirusPERMINTAAN hewan kurban Hari Raya Idul Adha, akan semakin meningkat dibanding hari-hari biasa lainnya. Baik untuk hewan kurban jenis sapi maupun hewan kurban jenis kambing. Permintaan hewan kurban tahun lalu mencapai sekitar 8 ribu ekor sapi dan kambing.

Sementara tahun ini juga diprediksi permintaan masih sama dengan tahun lalu. Begitupun dengan harga juga mengalami lonjakan sampai dengan Rp 13 juta. Berbeda dengan hari normal, dengan harga di bawah Rp 10 juta perekornya. \"Untuk sapi tahun ini, sudah ada sekitar 8 ribu ekor tersebar di kabupaten/kota yang siap untuk dikurbankan. Sementara kambing, ada sebanyak 4 ribu ekor. Jadi masih cukup untuk memenuhi hewan kurban di Bengkulu,\" ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Keswan) Provinsi Bengkulu, drh Majestika MS kepada BE, kemarin (23/8).

Untuk mengantisipasi kurangnya hewan kurban sapi, Bengkulu juga telah mendapatkan kiriman sapi jantan sebanyak 500 ekor dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dimana sapi itu akan sampai pada tanggal 25 Agustus mendatang. \"Kiriman sapi ini juga untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban masyarakat Bengkulu. Termasuk kita juga mendapatkan sapi bantuan dari Presiden Joko Widodo seberat 800 kilogram, untuk disembelih pada hari raya kurban nanti,\" pungkasnya.

Virus jembrana Meski permintaan akan tinggi, masyarakat yang ingin berkurban juga harus cermat dan berhati-hati membeli hewan kurban tidak sehat atau penyakitan.

Bahkan, saat ini ada virus sangat mengerikan menyerang sapi, yaitu virus jembrana.

Virus ini sudah menyerang sapi di Bengkulu sejak beberapa bulan lalu. Berdasarkan data dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pangan Pertanian Kota Bengkulu, mencatat sudah 63 ekor sapi di kelurahan Teluk Sepang mati akibat virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ternak sapi ini.

Masyarakat saat membeli hewan kurban harus mengetahui ciri-ciri hewan kurban yang sehat. Tanda-tanda hewan kurban tidak sehat itu bisa dilihat dari fisik, maupun prilaku hewan sehari-hari.

\"Secara umum, bisa dilihat. Kalau tidak mau makan atau mulutnya berbusa dan matanya bernanah. Artinya tidak sehat, jadi harus cermat memilih hewan kurban,\" terangnya.

Dijelaskannya, tidak hanya dilihat dari mata dan mulut. Masyarakat yang ingin berkurban juga bisa melihat pada bagian luar telinga ataupun bagian ketiak kaki hewan kurban. Jika terdapat benjolan, maka hewan kurban itu juga masuk dalam katagori tidak sehat. \"Jendolan kelenjar getah bening itu juga menandakan hewan kurban tidak sehat,\" tambahnya.

Sejauh ini, Majestika mengatakan penyakit hewan kurban yang pernah jadi temuan adalah terdapat cacing di hati dan usus sapi. Hal itu ditemukan, ketika memang sapi maupun kambing itu tidak sehat.

\"Temuan kita ada cacing. Tapi bukan cacing pita. Jadi memang harus cermat untuk memilih,\" ungkap Majestika.

Tak hanya itu, masyarakat juga bisa melihat surat keterangan sehat yang sudah dimiliki oleh pemilik hewan kurban. Untuk itu, jika hewan kurban mulai tidak sehat, maka disegerakan untuk datang kepada dokter hewan terdekat.

\"Hewan kurban sehat itu ada keterangan sehat dari dokter hewan. Itu yang kita minta dapat ditunjukan kepada semua penjual hewan kurban. Kita juga nanti tanggal 28 Agustus akan melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban,\" terangnya.

Imbauan memilih hewan kurban sehat juga disampaikan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu. Pasalnya, tak jarang ditemukan hewan yang menderita penyakit tetapi dirahasiakan oleh penjual, seperti kudis, kurap, telinga sobek, mata merah, dan kebiri.

Kepala Bidang Peternakan dan kesehatan hewan Dinas Pangan Kota, Ir Hauliantua Pohan itu mengatakan dalam membeli hewan ternak sapi atau kambing juga harus diperhatikan testis/buah zakar pada hewan. Karena, tak sedikit para peternak yang sengaja melakukan kebiri sejak dini yang dianggap mampu mempercepat masa pertumbuhan hewan. \"Sedangkan jika dilihat berdasarkan analisis kesehatan hewan, hal itu dianggap cacat fisik,\" katanya.

Sementara itu, sejauh hasil peninjauan pihak Dinas Pangan dan peternakan selama ini, belum ada ditemukan kondisi sapi yang mengalami penyakit yang serius alias masih dalam kondisi aman.

Namun, H-2 menjelang pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tanggal 1 September mendatang, pihaknya akan kembali turun lapangan bersama tim laboratorium kesehatan untuk memastikan kondisi sapi atau kambing dibeberapa tempat pengumpul hewan ternak tersebut. (805/151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: