Hadiah Tak Seberapa, Kemeriahan Luar Biasa

Hadiah Tak Seberapa, Kemeriahan Luar Biasa

Wajib Telanjang Dada, Tak Pakai Alat Bantu

HIDUP di dalam jeruji besi, tak menghalangi warga binaan lapas Kelas IIA Bengkulu merayakan HUT RI ke-72. Berbagai perlombaan dengan hadiah seadanya, sudah cukup untuk membuat mereka bergembira. ===================

RIZKY SOERYATAMA, KOTA BENGKULU

PANJAT pinang merupakan perlombaan terakhir mereka ikuti selama merayakan HUT RI ke-72. Mereka sudah menunggu sejak pagi, kemarin (21/8). Sejumlah warga binaan dari blok pidana umum (pidum), blok narkoba dan Tipikor sudah membagi tim untuk mengikuti lomba panjat pinang.

Satu kelompok ada 5 orang, panitia membatasi satu pohon pinang diikuti 3 kelompok. Aturan cukup ketat, peserta harus telanjang dada, tidak diperbolehkan menggunakan alat bantu untuk meraih puncak pohon pinang. Tak diperbolehkan meraih hadiah jika belum mencapai puncak pohon pinang. Jika salah satu tim gagal, langsung digantikan tim lain.

Saat panitia memberi aba-aba panjat pinang dimulai, dengan semangat mereka berusaha mencapai ke puncak.

Terlihat jelas antusiasme, keseriusan peserta untuk mendapatkan hadiah panjat pinang, meski hanya cukup sederhana bentuknya.

Hadiah yang tergantung diatas pohon pinang seperti mie instan, pasta gigi, sabun mandi, rokok, kaos.

Selain itu, peralatan shalat ada juga uang tunai yang jumlahnya pas-pasan, untuk dibagi tim yang beranggotakan lima orang.

Tidak hanya peserta yang antusias, warga binaan yang menonton dan pegawai Lapas juga terhibur. Terdengar teriakan dan tawa dari mereka saat melihat tim yang nyaris mengapai puncak tertinggi pohon pinang tetapi akhirnya gagal. \"Oii jangan kau injak palak tu, kasian,\" ujar salah satu pegawai lapas diiringi gelak tawa dari warga binaan.

Setiap perlombaan tentu ada pemenang, yang beruntung mendapatkan hadiah panjat pinang tersebut tim dari blok pidum. Mereka sukses mengalahkan warga binaan dari blok narkoba dan tipikor. Meski menang, hadiah tetap mereka bagikan kepada warga binaan lain yang mengikuti perlombaan. Diakui, oleh Hendri salah satu narapidana blok Pidum yang mengikuti lomba panjat pinang, keseruan semacam ini hanya sekali dia rasakan di dalam lapas.

Biasanya dia ikut perlombaan ketika belum masuk kedalam hotel prodeo. Hendri mengaku tidak bergitu memikirkan mengenai hadiah atau menang dalam perlombaan panjat pinang. Dia hanya ingin mengusir penat dengan cara berinteraksi dengan teman lain melalui perlombaan tersebut.

\"Senang, karna menghibur sekali. Tidak memikirkan hadiah, hadiah juga nanti kita bagikan dengan kawan-kawan lain. Yang terpenting keserusan dan rasa kekeluargaan kita,\" ujar Hendri.

Hendri kemudian berharap tahun depan dia dan teman-temannya bisa menikmati lagi perlombaan menyambut hari kemerdekaan. Hal yang wajar terucap dari warga binaan, dimana sangat jarang menemukan kegiatan layaknya masyarakat di luar Lapas.

Kalapas Kelas IIA Bengkulu, Rudy Charles Gill Bc Ip mengatakan, perlombaan tidak hanya panjat pinang. Tetapi ada futsal, bol voly, lomba karung dan lari kelereng.

\"Saat panjat pinang berlangsung kita membagikan hadiah perlombaan yang sudah kita laksanakan sebelumnya,\" jelas Rudy.

Perlombaan yang diadakan Lapas Kelas IIA Bengkulu semata-mata agar warga binaan menikmati kegiatan yang berkaitan dengan HUT RI. Karena warga binaan juga warga negara indonesia, mereka juga putra bangsa yang nantinya ikut dalam pembangunan Indonesia. Tujuan lain diadakan perlombaan jelas untuk mempererat tali silaturahmi, memperat komunikasi dan persahabatan antar warga binaan. Jika hal tersebut sudah tercapai, kemungkinan adanya perselisihan antar warga binaan akan semakin kecil. \"Menjalin komunikasi dan mempererat silaturahmi, itu tujuan lainnya. Kita berterima kasih kepada pemerintah provinsi Bengkulu sudah mendukung kami melaksanakan perlombaan di dalam Lapas Bengkulu,\" pungkas Rudy.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: