Tragis! Anak Diperkosa, Ibu Tewas Gantung Diri

Tragis! Anak Diperkosa,  Ibu Tewas Gantung Diri

\"Cabul\"Kejahatan Seksual Merajalela

KEDURANG, Bengkulu Ekspress – Diduga kuat ada kaitannya dengan anak gadisnya, Lengkuas (17) (nama samaran) yang menjadi korban pemerkosaan, Sa (37), warga Desa Muara Tiga, Kedurang ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di kayu kasau dalam kamarnya.

Salah seorang saksi, Con Hardi (47) warga Desa Muara Tiga, Kedurang, kepada Polisi mengaku, adiknya (Sa) itu ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa pada sekitar pukul 09.25 WIB, Minggu (20/8).

Diceritakan Con, sebelumnya Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WIB, dirinya mencari korban karena sejak malam sebelumnya belum bertemu korban. Setelah mencari-cari, dirinya tidak sengaja melihat tali yang tergantung dalam kamar korban.

Setelah dicek, ternyata tali hanger gantungan baju belakang rumah orang tua korban sudah tidak ada lagi.

Con berusaha memanggil nama korban, namun tidak ada jawaban. Lalu Con juga menggedor pintu kamar korban dengan batu. Hanya saja, tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar korban.

Setelah itu, Con berinisiatif mendobrak pintu kamar korban. Setelah pintu terbuka, Con kaget bukan kepalang. Sebab adik yang dicarinya itu tergantung dalam kamar dengan leher terikat tali dalam kondisi sudah meninggal.

Setelah itu, dirinya menghubungi anggota keluarga yang lainya dan warga serta polisi. Lalu bersama-sama warga menurunkan korban. Setelah itu korban dibawah ke rumah sakit. “Saya kaget karena setelah pintu terbuka, ternyata Sa sudah dalam posisi tergantung dengan tali terikat di leher dalam kamarnya,” urai Con.

Kapolres Bengkulu Selatan, AKBP Ordiva SIK melalui kapolsek Kedurang, Ipda Anandiya Marco Diaz SIK membenarkan adanya korban tewas gantung diri tersebut.

Menurut Marco, setelah mendapat informasi, pihaknya langsung turun ke tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil keterangan, sambungnya, korban diduga kuat bunuh diri dengan cara gantung diri. “Kesimpulan sementara, korban diduga kuat bunuh diri setelah anaknya menjadi korban perkosaan,” ujarnya.

Dijelaskan Marco, sapaan akrab kapolsek kedurang ini, sebelumnya setelah anaknya diketahui menjadi korban perkosaan. Antara korban dan keluarga terjadi ribut mulut. Sebab ada sebagian keluarga yang tidak setuju, anak gadisnya yang menjadi korban perkosaan Tokoh adat setempat dibawah ke rumah sakit untuk divisum. Rupanya pro kontra ini menjadi alasan korban berpikiran pendek dan nekat bunuh diri.

“Kemungkinan penyebabnya bunuh diri karena adanya sebagian keluarga yang tidak setuju korban perkosaan dibawah ke rumah sakit, sehingga korban nekat bunuh diri,” terang Marco.

Sebelumnya, Sa sedang mendapatkan musibah besar, dimana anak gadisnya, Lengkuas (17) diduga menjadi korban pemerkosaan oleh oknum tokoh setempat atau yang biasa disebut jurai tue, Ad (47) pada Jum’at (18/8) lalu, sekitar waktu subuh.

Adapun kronologis kejadian berawal, saat itu korban mau ke sumur, lalu ditarik oleh Ad ke dapur lalu disetubuhi. Hal itu baru diketahui setelah korban bercerita ke ibunya kalau perutnya sakit. Lalu dibawalah korban ke bidan.

Dari keterangan bidan usai memeriksa, diketahui alat vital korban memiliki tanda-tanda seperti usai berhubungan badan. Sehingga disarankan oleh bidan untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter. Saat ditanya pelakunya, korban menjawab bahwa orang tersebut adalah Ad yang masih tetangga dengan orang tua korban.

Mendengar keterangan korban, orangtuanya tak terima dan memilih melaporkan Ad ke Mapolsek Kedurang. Setela menerima laporan orang tua korban, sambung Marco, pihaknya langsung mendatangi pelaku. Sehingga tidak berselang lama, pelaku berhasil diamankan dari rumahnya tanpa perlawanan. “Pelaku tetap membantah sebagai pelaku pemerkosa korban, namun kami punya cara lain untuk memastikan Ad sebagai tersangka, dan saat ini Ad sudah resmi kami tahan untuk proses lebih lanjut,” terang Marco

Sangat memprihatinkan

Sebelumnya, Direktur Cahaya Perempuan Women Crisis Centre (WCC) Bengkulu Ir Tety Sumeri mengatakan, kasus kekerasan seksual terhadap anak di Bengkulu masih memprihatinkan. Tahun 2016 lalu, WCC mencatat ada sekitar 77 Kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.

“Dari 77 kasus kekerasan se-provinsi Bengkulu terdiri dari 41 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), 13 kekerasan terhadap anak. Dari 77 kasus kekerasan, 16 di antaranya adalah kekerasan seksual di bawah umur,” ungkapnya.

Data lain disuguhkan oleh WCC yang mencatat laporan bahwa 90% korban kekerasan seksual selama tahun 2015 hingga akhir 2016 menimpa perempuan usia remaja.

“Sebanyak 32 aduan kekerasan dalam pacaran (KDP) dan sebanyak 114 kasus kekerasan seksual lainnya,” lanjutnya.

Dua data yang dicatat oleh WCC ini menunjukkan bahwa anak-anak sangat rentan menjadi korban kejahatan seksual. Masa depan anaklah yang menjadi taruhannya. Hal ini seharusnya bisa dicegah dengan memperhatikan lingkungan anak sebaik mungkin bahkan sejak di lingkungan keluarga.

“Perlu adanya perhatian khusus terhadap lingkungan yang dijalani oleh sang anak agar terhindar dari hal tersebut,” ujar Tety Sumeri.(369)

Kisah Pilu Korban Kejahatan Seksual == 1. Lengkuas (17), gadis keterbelakangan mental, menjadi korban perkosaan, Ad, Jumat (18/8) sekitar pukul 05.00 WIB. Kejadian berawal korban mau ke sumur, lalu ditarik oleh Ad (47) ke dapur lalu terjadi pemerkosaan.

2. SA (37), selaku ibu kandung melaporkan ke polisi setempat, meski membantah, pelaku Ad (47) ditetapkan tersangka dan ditahan

3. Sempat terjadi keributan (perselisihan) antar keluarga saat anak gadisnya dibawa ke rumah sakit untuk visum. Sebab ada sebagian keluarga yang tidak setuju.

4. Tragis! Sa (37), ibu korban pemerkosaan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa tergantung pada Minggu (20/8) sekitar pukul 09.25 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: