Sapu Jerat Harimau di Hutan Bukit Sanggul Hadapi Ribuan Pacat, Bersihkan Belasan Jerat Satwa
Banyak kisah menarik yang dilakukan para Relawan ini, mulai dari mengalami malam yang dingin, melewati makam keramat, hingga harus berhadapan dengan ribuan pacat dan tinggal di dalam hutan selama beberapa hari.
Berawal dari tingginya tingkat perburuan harimau diwilayah Sumatera khususnya di Provinsi Bengkulu, membuat banyak pecinta satwa langka menyayangkan hal tersebut. Satu persatu relawan menggelar aksi peduli keberlangsungan populasi harimau sumatera (Phantera Tigris Sumatrae).
Melalui Forum Harimau Kita (FHK) puluhan relawan Bengkulu menggelar sapu jerat harimau untuk melindungi harimau sumatera dari perburuan liar sekaligus memperingati Hari Harimau Sedunia atau \"Global Tiger Day 2017\".
Salah satu relawan sekaligus koordinator, Rafik Sani dari Lingkar Institute, mengatakan, aksi sapu jerat harimau merupakan bukti kecintaan untuk menjaga populasi harimau sumatera yang kian hari makin sedikit.
Meskipun baru pulang dari wilayah Kabupaten Seluma dan terlihat lelah, Rafik mau berbagi kisahnya saat menelusuri hutan dalam beberapa hari untuk mencari jerat harimau yang sengaja dipasang oleh para pemburu harimau sumatera.
Puluhan relawan rela tidur di hutan dengan hanya bermodalkan tenda dan beberapa perlengkapan. Relawan yang terdiri dari 4 orang dalam 1 tim ini menyusuri hutan di wilayah Bengkulu, untuk mencari jerat harimau.
\"Dengan bermodalkan beberapa peralatan seadanya kami meyusuri beberapa titik kawasan hutan di wilayah Bukit Sanggul Seluma untuk menyapu bersih seluruh jerat harimau yang ada di hutan lindung tersebut,\" ungkap Rafik kepada BE, kemarin (25/7).
Karena menyusuri hutan harus melalui pegunungan Bukit Barisan setinggi 1300 meter di bawah permukaan laut (MDPL), maka suhu pada malam hari di tengah hutan bisa sangat dingin. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan langkah mereka. \"Dalam pikiran kami hanya terlintas bagaimana cara untuk menyelamatkan hewan langka kebanggan Sumatera ini tak peduli kondisi papapun yang harus kami hadapi,\" terang Rafik.
Banyak kisah yang sangat berarti yang sudah dilalui Rafik bersama beberapa rekannya. Perjalanan menusuri Hutan Lindung Bukit Sanggul bukanlah perkara yang mudah. Bahkan kondisi jalan yang terjal dan beberapa kali memasuki semak belukar dan melintasi beberapa makam keramat besar di wilayah tersebut, tidak memutuskan niatnya untuk terus menyapu bersih hutan dari jerat harimau. \"Kami melewati 2 makam keramat besar di Bukit Selapan, namanya Keramat Kepuyangan Padang Capo. Tetapi karena kecintaan kami terhadap harimau begitu besar sehingga hal tersebut tidak membuat kami takut,\" ungkap Rafik.
Banyak tantangan yang dilalui Rafik dan beberapa rekannya, karena penelusuran dilakukan di kawasan hutan lindung dekat Wilayah Bukit Barisan, sehingga Ia dan rekannya sulit untuk mendapatkan air. Bahkan Mereka sempat kehausan karena tidak memperoleh air untuk minum.
\"Wilayahnya pegunungan, jadi tidak ada air, jadi mau tidak mau kami harus mencari air dengan menampung air hujan, dan alhamdulillah pada 21 Juli hujan turun jadi kami bisa menyimpan air,\" tutur Rafik.
Namun diakui Rafik, bukannya semakin senang lantaran hujan mulai turun, tetapi hawa dingin semakin menjadi-jadi sehingga membuat mereka harus bersegera mendirikan shelter sementara menggunakan terpal plastik. Belum lagi karena kondisi hujan, ribuan mahluk penghisap darah (pacat) mulai berdatangan mendekati kaki mereka.
\"Karena kondisi hujan, selain harus melawan rasa dingin, kami juga harus berhadapan dengan ribuan pacat, dan ternyata berdasarkan cerita masyarakat sekitar bukit yang kami singgahi ternyata adalah bukit pacat,\" ungkap Rafik. Hingga akhirnya hasil kerja keras Tim Relawan Sapu Jerat Harimau tidak sia-sia. Setelah menyusuri Bukit Sanggul, mereka menemukan sebanyak 12 jerat satwa. Diungkapkan Rafik, 12 jerat satwa tersebut biasa digunakan oleh para pemburu satwa dilindungi untuk memburu rusa dan kijang tetapi tidak menutup kemungkinan harimau juga bisa terjerat. Sehingga seluruh jerat tersebut kemudian mereka dimusnahkan. \"Kami musnahkan jerat tersebut agar satwa dilindungi tidak terjerat,\" ujar Rafik.
Terakhir Rafik mengatakanm kegiatan ini diharapkan dapat membantu mencegah terjadinya lebih banyak lagi perburuan liar harimau Sumatera. \"Kami harap dengan kegiatan ini populasi harimau sumatera tetap terjaga dan perburuan harimau Sumatera bisa dicegah,\" tukasnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: