Eks Honorer Bakal Tempuh Jalur Hukum

Eks Honorer Bakal  Tempuh Jalur Hukum

Mediasi Tak Membuahkan Hasil

Mar 29, 2017 @ 19:50

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kusruh seleksi tenaga honorer di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Provinsi Bengkulu terus bergulir. Sebab, mediasi dengan panitia seleksi dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang difasilitasi Komisi I dan IV DPRD Provinsi Bengkulu, Senin (27/3) lalu tidak membuahkan hasil.

Koordinator Lembahan Bantuan Hukum Suara Hukum Bengkulu, Tamizi Gumay SH MH yang mendampingi para mantan honorer itu menegaskan, pihaknya akan menggugat permasalah ini ke pihak pengadilan dan melaporkan Panitia Seleksi Honorer Satpol PP ke pihak Polda Bengkulu karena proses seleksi dinilainya sudah cacat hukum.

\"Kalau mau mencari-cari kebenaran, ayo kita buktikan sama-sama ke pengadilan. Kita buka-bukaan di situ. Saya akan bongkar semua kecurangan seleksi ini,\" tutur Tarmizi. Menurutnya, upaya menggugurkan 9 orang honorer Satpol PP yang tidak memenuhi syarat itu sudah menjadi bukti ada dugaan permainan dalam seleksi, dan ratusan honorer yang dinyatakan tidak lulus butuh keadilan. Pasalnya, mereka mengabdi menjadi honorer Satpol PP sudah cukup lama, yakni 8-10 tahun lebih.

\"Ini mereka (honorer) semua manusia, jadi manusiakan lah manusia. Jangan seenaknya saja memberhentikan tanoa pertimbangkan berapa lama mengabdi,\" tegasnya lagi.

Tak hanya honorer Satpol PP saja, 25 tenaga honorer RSMY Bengkulu juga mengadukan ke LBH atas dugaan pelanggaran seleksi pengurangan tenaga honorer tersebut.

\"Sama dengan honorer di RSMY, mereka sudah lama bekerja. Bahkan pelanggaran seleksi itu sangat jelas, ada tenaga honorer yang tidak ikut seleksi malah di luluskan. Ini ada apa?,\" ujar Tarmizi bertanya.

Sementara itu, Plt Kepala Satpol PP Provinsi Bengkulu, Juniwanto mengatakan, Pansel dan pihaknya akan mempertimbangan untuk menggugurkan 9 orang honorer Satpol PP yang lulus atas dugaan bertato dan bertindik tersebut.

\"Hasilnya nanti akan kita sampaikan terkait 9 orang yang diduga bertato dan bertindik itu,\" terang Juni.

Namun demikian, ia mengakui seleksi itu memang terdapat kesalahan. Namun ia mengklaim seleksi telah dilakukan secara maksimal dengan melibatkan semua pihak berkompeten, termasuk pihak Korem 041/Gamas Bengkulu, RS DKT serta pihak lainnya.

\"Memang banyak pelanggaran. Namun kita pastikan 145 orang yang lolos itu diambil dari tenaga honorer yang lama, bukan merekrut baru,\" ujarnya.

Dijelaskannya, pengurangan tenaga honorer Satpol PP memang harus dilakukan. Hal itu atas kebijakan pemprov untuk mengurangi semua tenaga honorer yang ada di masing-masing OPD untuk efesiensi anggaran daerah.

\"Sebelumnya tenaga honorer Satpol PP ini mencapai 364 orang, kita kurangi sampai 145 orang atas pertimbangan anggaran daerah, \" tambah Juni.

Sementara itu, Plt Dirut RSMY Bengkulu, dr Zulki Maulub SpAn menegaskan bahwa tenaga honorer di RSMY yang tidak ikut seleksi namun lulus itu hanya satu orang. Hal itu dilakukan sesuai pertimbangan dari pihak internal RSMY.

\"Tidak seperti yang didugakan, hanya satu orang yang diluluskan. Ada pertimbangan khusus untuk kita pertahankan. Namun yang lain tetap kita seleksi sesuai dengan kompetensinya masing-masing,\" jelas Zulki.

Sebelumnya, tenaga honorer yang ada di RSMY Bengkulu ini mencapai 320 orang, sedangkan yang dipertahankan hanya 86 orang.

\"Awalnya kita cuma ditarget 70 orang saja, tapi dari pertimbangkan kami akhirnya bisa dipertahankan 86 orang,\" ungkapnya.

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Parial SH mengungkapkan konflik dugaan kecurangan seleksi honorer harus cepat diselesaikan. Namun tetap mempertimbangkan solusi pemberhentian tenaga honorer ini.

\"Yang kerja lebih dari 10 tahun itu apakah kita biarkan saja? Mereka juga butuh dihargai. Minimal bisa berikan uang pesangon karena untuk mencari kerja baru juga sudah tidak memungkinkan lagi,\" terang Parial.

Untuk tenaga honorer Satpol yang terbukti bertato dan bertindik, ia menegaskan harus diberhentikan. Karena hal itu juga sudah melanggar syarat yang telah dibuat sendiri oleh pansel.

\"Pansel seharusnya jangan suka main-main, jelas-jelas bertato dan bertindik tidak lulus, kok diluluskan. Ini ada apa, seharusnya ini bisa cepat disikapi,\" tandasnya. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: