SBY Minta KEN Tanggapi APBN
Reporter:
Rajman Azhar|
Editor:
Rajman Azhar|
Selasa 22-01-2013,20:50 WIB
JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono hari ini (22/1) memimpin sidang Kabinet Paripurna di Gedung Utama, Lantai 3 Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta. Dalam sidang kabinet yang diikuti seluruh menteri itu, Presiden juga mengundang Komite Ekonomi Nasional (KEN) guna memberi tanggapan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
\"KEN itu bukan sebuah forum akademik. Dan juga bukan policy making body, policy makers adalah pemerintah itu sendiri. Sungguhpun demikian selama ini pandangan serta rekomendasi KEN amat berguna. Baik dalam penetapan kebijakan maupun menetapkan dan melaksanakan program-program aksi diberbagai bidang di wilayah perekonomian,\" ujar SBY saat membuka sidang kabinet itu.
Menurut Presiden, APBN atau kebijakan fiskal Indonesia saat ini telah ditelaah oleh KEN yang dipimpin pengusaha Chairul Tanjung. Oleh karena itu, penting bagi kabinet untuk mendengarkan paparan KEN.
Setelah berbincang dengan Chairul Tanjung, SBY mengungkapkan bahwa KEN mengangkat satu isu yang berkaitan dengan tata kelola perdagangan yang memiliki implikasi langsung pada kehidupan rakyat Indonesia. Salah satunya mengenai urusan pangan.
\"Apapun tentunya negeri ini perlu memiliki tata kelola perdagangan yang baik, di satu sisi ada market mechanism, di sisi lain ada regulasi. Kita ingin dengarkan nanti dari KEN apa yang dia lihat menyangkut urusan tata kelola perdagangan di negeri ini,\" lanjut SBY.
Selain soal APBN dan tata kelola perdagangan, KEN juga memberi paparan tentang kesenjangaan sosial akibat ketidakadilan. Oleh karenanya SBY mengatakan, pemerintah akan tetap memprioritaskan dan mengupayakan kebijakan yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan.
\"Beberapa kali saya katakan cost atau harga yang harus dipikul dari sebuah negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi, high growth economy, adalah tanpa disadari makin melebar kesenjangan di antara yang kaya dengan yang miskin. Kita akan dengarkan masukan KEN dan melihat prioritas yang bisa dilakukan,\" katanya.(flo/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: