Tujuh Nelayan Tercebur, 1 Hilang

Tujuh Nelayan Tercebur, 1 Hilang

Badai, Kapal Karam di Tengah Laut

BENGKULU, BE - Enam orang nelayan Bengkulu nyaris saja tewas setelah kapal yang mereka gunakan untuk melaut, karam di sekitar perairan Pulau Tikus, Selasa (7/3) dinihari. Sedangkan satu orang hilang dan masih dalam pencarian.

Kecekaan pertama dialami perahu nelayan milik H Sengeng warga Jalan Simpang Kandis Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu itu berisikan lima orang anak buah kapal (ABK), yaitu Supriadi (33) warga Perumahan Blok I Nomor 6 Kampung Bahari Pulau Baai Bengkulu, Aben (30) warga Perumahan Bahari Blok I No 5 Kampung Bahari, Saripudin (50) warga Perumahan Bahari Blok I No 3 Kampung Bahari Pulau Baai Bengkulu, Acok (29) warga Jalan Albarokah 5 Rt 22 Pulau Baai Bengkulu dan Topik (27), warga Perumahan Nelayan Kampung Bahari Pulai Baai Kota Bengkulu.

Berdasarkan data yang diperoleh BE, kejadian berawal pada hari Minggu (5/3) sekitar pukul 07.00 WIB, kapal KM Dedi 04 yang dinahkodai Supriadi (33) bertolak dari tangkahan putih Pulau Baai menuju daerah penangkapan seputaran Perairan Lais, Kapal KM Dedi 04 biasanya melaut selama 5 hari tetapi baru berjalan sekitar dua hari, KM Dedi 04 berencana memutuskan untuk kembali ke Tangkahan karna cuaca buruk yaitu hujan yang disertai angin kencang.

Tetapi sebelum sampai di Pelabuhan Pulai Baai sekitar pukul 03.30 WIB Selasa (7/3), atau tepatnya di seputaran perairan Pulau Tikus jarak 7 Mil dari pintu Alur, KM Dedi 04 dihantam Gelombang besar dan angin badai mengakibatkan lambung kapal pecah sebelah kanan yang mengakibatkan air masuk ke ruang mesin. Sekitar Pukul 05.30 WIB kapal karam di tengah laut.

Saat dimintai keterangannya, Kepala Basarnas Provinsi Bengkulu, Agolo Suparto SSos mengatakan, saat mendapatkan laporan tersebut, pihaknya langsung menurunkan tim penyelamat dengan jumlah hampir 10 orang dengan dua kapal untuk menyelamatkan para nelayan tersebut.

\"Kita ketika mendenga laporan tersebut, langsung memerintahkan anggota kita turun lakukan pencarian dan penyelamatan,\" terang Agolo kemarin (7/3).

Agolo menyebutkan, ketika tim Basarnas yang dibantu oleh TNI AL dan Polair Polda Bengkulu berhasil menemukan lima orang nelayan itu, kapal nelayan sudah tenggelam, sedangkan 5 nelayan sudah berenang di laut.

\"Saat kita temui, para nelayan sudah terjun ke laut yang saat itu hanya berpegangan pada tutup fiber sisa kapal yang tenggelam tersebut,\" bebernya.

Dijelaskannya, sekitar pukul 10.00 WIB, kelima ABK KM Dedi 04 itu berhasil diselamatkan dan dibawa ke atas kapal guna diberikan pertolongan medis. Sebab, kondisi para nelayan kedinginan karena diperkirakan sudah beberapa jam berada di dalam air laut.

\"Saat kita bawa ke atas semua kondisi nelayan sehat, hanya saja ada yang kedinginan dan langsung kita berikan pertolongan takut terjadi hal yang tidak dinginkan,\" ungkap Agolo kepada wartawan.

Dikatakanya, saat ini kelima nelayan atau ABK tersebut sudah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis dan saat ini kelimanya sudah diperbolehkan pulang kerumahnya masing-masing agar bisa beristirahat.

\"Setelah diperiksa dan dirasa aman, kita persilakan para nelayan pulang tetapi terlebih dahulu kita lakukan pendataan terhadap para nelayan,\" tuturnya.

Agolo menghimbau, khususnya bagi nelayan-nelayan yang ada di Kota Bengkulu untuk lebih memperhatikan kondisi cuaca ketika pergi melaut, karena kondisi alam saat ini sangat tidak mendukung sehingga bisa membahayakan jiwa dan keselamatan terhadap nelayan itu sendiri nantinya.

\"Kita berharap ini menjadi pelajaran bagi nelayan yang masih nekad melaut dikondidi cuaca yang ekstream ini dan kita berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,\" imbau Agolo.

Satu Nelayan Hilang

Sementara itu, diwaktu yang bersamaan satu kapal lagi yaitu kapal KM Laksamana yang merupakan kapal nelayan yang berisikan dua orang nelayan yaitu Ali Abidin (40) dan Katam (35) yang merupakan nalayan kampung Bahari, nelayan asal Kuala Alam 14, Nusa Indah, kapal yang mereka bawa karam di tengah laut sekitar 1 mil dari tepi pantai Teluk Sepang, terjadi sekitar pukul 06.00 WIB kemarin.

Saat ini nelayan bernama Ali Abidin berhasil diselamatkan sedangkan nelayan bernama Katam belum berhasil ditemukan oleh tim Basarnas tadi malam.

Komandan Tim Basarnas Bengkulu, Antoni mengakui mereka sudah melakukan penyisiran di sepanjang Pantai Teluk Sepang, namun belum ada ditemukan tanda jasad korban.

\"Sejak pukul 09.00 WIB kami sudah ke lokasi tempat nelayan itu jatuh. Dibantu Polair dan ketinggian ombak 5 hingga 6 meter, membuat kami kesulitan. Tapi upaya sudah kami lakukan hingga penyisiran pantai,\" ucapnya.

Dibenarkan Kepala Kantor SAR Bengkulu bapak Agolo Suparto, jika tim nelayan yang pertama sudah dinyatakan selamat. Pihaknya masih melakukan pencarian terhadap nelayan yang belum ditemukan

\"Kita masih terus lakukan pencarian terhadap saudara Katam dan tim tidak akan menyerah hingga korban berhasil kita temukan,\" ucapnya.

Berdasrakan data yang diperoleh BE, kapal yang dibawa Ali Abidin dan Katam berangkat dari Pulau Baai sekitar pukul 04.00 WIB untuk mencari ikan, tetapi ditengah laut, sayap penyeimbang kapal tersebut patah dan mengakibatkan kapal karam.

\"Kita mendapatkan laporan yang sama adanya kapal yang tenggelam dan saat ini masih terus kita lakukan pencarian dan jika sudah ditemukan nanti akan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat,\" tutupnya.

Terombang-ambing di Tengah Laut

Sementara itu, Selasa (7/3) dinihari 2 orang nelayan di Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) juga terambing-ambing di tengah laut.

Sebab, saat badai tersebut keduanya sedang mencari ikan dengan menggunakan kapal kecil di sekitaran laut Pantai Malabero, Kota Bengkulu sekitar pukul 03.00 WIB, dinihari kemarin.

Kedua nelayan itu adalah Asmawi (30), warga Desa Pondok Kelapa dan keponakannya, Liswandi (28), warga Desa Pasar Pedati. Beruntung, keganasan laut tak sampai merenggut nyawa keduanya.

Setelah tak ada kabar selama 4 jam, Asmawi menelepon pemilik kapal, Samsi Duha.

Samsi menjelaskan peristiwa tersebut pertama kali diketahui olehnya setelah mendapatkan telepon dari Asmawi yang mengatakan bahwa kapal yang sedang digunakannya mengalami kerusakan akibat terjangan ombak. Tak hanya itu, hempasan ombak pun membuat mesin kapal memesin kapal telah kembali hidup dan sedang berupaya untuk kembali berlabuh di muara pantai Desa Pondok Kelapa.

\"Kabar gembira baru kami ketahui setelah pukul 07.00 WIB, pagi. Mereka selamat,\" ujar Samsi.(529/135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: