Danrem: Pers Wajib Jaga Keutuhan NKRI

Danrem: Pers Wajib Jaga Keutuhan NKRI

Coffee Morning Korem dan Insan Pers

BENGKULU, BE - Kebebasan berkreasi dan penyampaikan pendapatkan di muka umum, baik melalui media sosial maupun di media informasi lainnya menjadi perhatian pihak Korem 041/Gamas Bengkulu.

Terkait hal itu, Komandan Korem (Danrem) O41/Gamas Bengkulu, Kolonel Inf Andi Muhammad menyatakan, peran media pers sangat penting untuk menjaga stabilitas informasi yang didapatkan masyarakat. Salah satunya wajib untuk menjaga keutuhan NKRI, bukan malah ikut memberikan kegaduhan tengah-tengah masyarakat.

\"Media pers memiliki fungsi sebagai penerang kehidupan dalam memberikan informasi. Tentunya harus memberikan kontrol dalam menjaga NKRI,\" ujar Danrem sambutan kegiatan coffee morning Korem 041/Gamas, Polda, Kejati dan insan pers di Aula Hotel Santika Bengkulu, kemarin (3/2).

Coffee morning ini dihadiri oleh Kajati Bengkulu Sendjun Manullang SH MH, Kepala Badan Intelejen Daerah (Kabinda) Provinsi Bengkulu Drs Idham Malik MSi, Kabag Humas Polda Bengkulu AKBP Sudarno, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bengkulu, Zacky Antoni SH, Deputi GM Bengkulu Ekspress Suherdi Marabilie SE, GM BETV M Firdaus, GM RB Pihan Pino, GM Radar Bengkulu Syah Bandar SPd serta pimpinan media dan wartawan di Provinsi Bengkulu.

Dalam kesempetan itu, Danrem meminta media pers mensuarakan kekokohan NKRI. Jangan ikut serta menyebarkan berita hoak ataupun berita palsu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

\"Berita-berita hoak itu tidak bisa dipertanggungjawabkan, untuk itu media pers tidak ikut menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya,\" imbau Danrem.

Sebagai media pers, kata Danrem, selain memiliki peran pengontrol, tentunya harus mempu memberikan informasi pendidikan kepada masyarakat. Namun tak lepas itu, juga harus memberikan informasi hiburan. Tak hanya itu, insan pers juga harus mampu menghargai perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat.

\"Pers harus ikut menghargai perbedaan, memberikan keseimbangan infromasi dan menyatukan persepsi di tengah masyarakat,\" imbuh Andi.

Senada yang disampaikan oleh Kepala Bidang Humas Polda Bengkulu AKBP Sudarno SSos, bahwa berita posotif juga lebih banyak ditunggu oleh masyarakat, dibanding dengan berita yang membuat kegaduhan. Karena dengan berita positif dari sisi ekonomi, juga akan mampu meningkatkan pembangunan.

\"Kalau suatu daerah itu tidak kondusif, pertumbuhan pembangunan juga akan terganggu. Kita juga butuh berita positif,\" kata Sudarno.

Begitu pun dengan penggunaan medsos saat ini juga sudah menjadi alat propoganda di tengah masyarakat. Pihak kepolisian juga telah banyak menerima laporan terkait perbuatan tidak menyenangakan dengan cara mencaci maki melalu media sosial. Namun demikian, untuk melakukan tindakan butuh proses panjang. Sebab dalam penggunaan akun medsos, satu orang bisa puluhan hingga ratusan menggunakan ataupun memiliki akun medsos.

\"Jika ada laporan jelas kita tidak lanjuti, tapi butuh waktu dalam memproses. Beda dengan halnya kejahatan kriminal lainnya, yang langsung bisa dilakukan penanganan secara cepat,\" kata Darno.

Kedepankan Independensi Pers

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bengkulu, Sendjun Manullang SH MH meminta insan pers tetap mengedepankan independensi pers. Sebab peren pers bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongan, melainkan untuk kepentingan bersama dalam menjaga keutuhan NKRI.

\"Negara kita ini demokrasi, bebas melakukan kreasi dan menyampaikan opini. Tapi peran pers jelas di aturan dalam UU pers harus mampu mengedepankan independennya, bukan kepentingan lainnya,\" kata Sendjun.

Dengan demikian, berita yang diberikan harus tetap berimbang. Jangan sampai memberatkan salah satu pihak. Sehingga informasi yang disajikan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

\"Pers harus memberikan kesempatan untuk memberikan hak bicara kepada pihak yang diberitakan. Jangan sampai memberatkan di lain pihak,\" tambahnya.

Disisi lain, Ketua PWI Provinsi Bengkulu, Zacky Antoni SH menegaskan dalam karya jurnalistik, sebuah berita harus dilakukan peliputan, penggalian informasi dan mendapatkan narasumber yang berimbang. Diluar itu, bukanlah karya dari jurnalistik.

\"Untuk menjadi berita informasi dalam semua media pers itu tidak mudah. Karya pres butuh proses, diluar itu bukan karya pers,\" urai Zacky.

Ia juga menegaskan, medsos tidak masuk dalam karya pers. Sehingga informasi yang diperoleh dari medsos jangan langsung dapat dipercaya. Sebab informasi yang disajikan, belum tentu melalui pembuktian.

\"Medsos tidak masuk dalam pers, karena medsos bukan dari karya pers. Untuk itu harus lebih berhati-hati dalam menerima informasi di medsos. Sebab siapa saja, bisa menggunakan medsos. Dengan demikian wartawan akan tetap memperkuat NKRI, karena wartawan bagian dari sejarah bangsa,\" tandasnya. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: