Tak Tersentuh Listrik PLN Warga Nikmati Listrik Hanya Andalkan Air

Tak Tersentuh Listrik PLN Warga Nikmati Listrik Hanya Andalkan Air

Puluhan tahun warga di Dusun Kulik Sialang Desa Muara Dua Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur, harus merasakan gelap gulita dimalam hari. Namun, dalam 2-3 tahun terakhir ini mereka bisa merasakan nikmatnya listrik, meskipun hanya mengandalkan listrik tenaga turbin. Listrik tenaga turbin tersebut diperoleh dari aliran air deras yang banyak terdapat di jalur pegunungan Kulik Sialang. Bagaimana ceritanya? Simak laporan berikut;

AIRULLAH SYEKHDI, Kaur

DUSUN Kulik Sialang Desa Muara Dua Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur, termasuk dalam kategori desa terpencil. Untuk menuju dusun berpenduduk sekitar 275 Kartu Keluarga (KK) itu, butuh waktu dua jam perjalanan dari Kota Bintuhan. Kondisi jalan menuju dusun ini juga tergolong rusak parah dan masih tanah kuning serta bebatuan. Angkutan umum yang menuju ke sana pun belum ada.

Sabtu (21/1), wartawan Bengkulu Ekspress (BE) melakukan kunjungan di dusun yang mayoritas petani kopi itu. Setibanya di dusun tampak pemandangan unik yang akan menarik perhatian siapa saja yang baru pertama kali menginjakkan kaki di dusun pimpinan Sriyanto tersebut. Di tiap-tiap atap rumah warga yang rata-rata terbuat dari papan itu tampak terpancang bambu sepanjang 10 meter. Diujung bambu, terpasang antena untuk menangkap siaran televisi. Sementara untuk menyalakan televisi atau mengisi batere Hp, warga terpaksa harus menyalakan dulu turbin. Dan ironisnya, jika musim panas, turbin itu tidak bisa hidup.

“Kami disini belum ada PLN dan listrik kami disini hanya mengunakan turbin. Dan kalau air kecil, kita pakai lampu minyak. Ini juga pakai turbin baru sekitar tiga tahun ini. Kalau dulu hanya pakai lampu minyak,” cerita Harmoko (63), warga setempat kepada Bengkulu Ekspress.

Dusun Kulik Sialang tak seperti hidup diperkotaan yang ramai akan suara bisingnya kendaraan, di dusun ini sunyi sepi. Ketika waktu sudah pukul 17.30 WIB mulai gelap dan warga mulai masuk ke rumah. Satu persatu mulai menyalakan turbin dan juga ada lampu minyak tanah. Kondisi ini memang sungguh miris. Padahal lokasi ini tidak begitu jauh dari pusat pemerintahan, hanya melewati satu kecamatan, yaitu Maje. Sekitar 20 hingga 25 kilo meter dari pusat pemerintahan Kota Bintuhan.

“Kita ini sudah 71 tahun merdeka tapi di sini belum merdeka. Karena ya begini tidak ada listrik yang masuk dari dulu,” tambahnya.

Ditambahkan Harmoko yang asal Jawa ini, sejak dia tinggal dan menetap di dusun tersebut, banyak yang menjanjikan jika PLN akan mengaliri dusunnya. Namun sampai sekarang belum juga terwujud. Padahal kebanyakan warga di dusun tersebut kehidupannya bergantung pada hasil sumber daya alam (SDM) perekebunan dan ada juga yang bekerja sebagai buruh.

“Kita di sini perkebunan kopi (mayoritas), terus banyak juga yang jadi buruh. Juga kalau PLN mau masang listrik itu sudah bisa, karena jalan sudah lancar, tapi kita tidak tau apa persoalannya belum masuk PLN ini,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Kulik Sialang Sriyanto, ketika ditemui di rumahnya mengaku sangat berharap kepada Pemerintah dalam hal ini PLN agar ada perhatian soal dusunnya yang puluhan tahun sejak merdeka belum nikmati aliran listrik dari PLN itu.

“Padahal dari jalur Muara Dua hanya dua kilo masuk ke sini (dusun Kulik Sialang) tidak jauh. Kami berharap kepada Pemerintah agar mengupayakan listrik masuk ke sini, karena kami disini juga warga Kaur,” harapnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: