Dikaji, Kloter Khusus Lansia

Dikaji, Kloter Khusus Lansia

PALEMBANG – Kementerian Agama (Kemenag) RI sedang mengkaji rencana untuk mengadakan kelompok terbang (kloter) khusus bagi jemaah calon haji (JCH) lanjut usia (lansia). Kloter khusus ini akan diadakan pada penyelenggaraan haji tahun ini/1444 H.
Yang menjadi pertimbangan pusat, kloter khusus ini sebagai upaya untuk mengurangi dampak kematian para jemaah lansia. “Memang ada rencana itu, tapi masih dibahas di pusat. Kita tunggu saja kepastiannya,” kata Kakanwil Kemenag Sumsel Drs H Najib Haitami MM melalui Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Drs H Udin Djuhan MM, Minggu (20/1). Menurut Udin, ada tidaknya kloter khusus lansia itu juga tergantung jumlah jemaah pada masing-masing embarkasi. Seperti jemaah Sumsel dan Provinsi Bangka Belitung (Babel) yang berangkat haji tahun lalu (2012), kalau mau diambil yang usianya 80 tahun ke atas, jumlahnya paling sekitar 100 orang. “Tapi kalau yang dimaksud jemaah lansia itu mulai usia 60 tahun atau lebih, maka jumlahnya cukup banyak. Untuk Sumsel saja ada 30-40 persen dari total jemaah kita,” imbuhnya. Nah, jemaah mana yang akan masuk dalam kloter khusus lansia ini juga belum diputuskan. Untuk jemaah lansia, diberikan keistimewaan untuk langsung berangkat haji meskipun baru mendaftar tahun ini. “Kalau tahun lalu, usia 87 tahun ke atas. Untuk musim haji 2013 ini kita belum tahu, jemaah usia berapa yang ‘diistimewakan’ untuk bisa langsung berangkat tersebut,” cetus Udin. Termasuk belum diketahui soal ada tidak kuota pendamping bagi jemaah uzur tersebut. Terkait haji khusus, di Sumsel ada tiga biro perjalanan haji khusus yang resmi terdaftar dan memperoleh izin domisili dari Kemenag RI. “Ada Naja, Pundi Kencana, dan Amy Tour. JCH yang mendaftar haji khusus pada ketiga biro perjalanan ini pasti akan terdata juga di kita,” bebernya. Jemaah yang mendaftar juga dijamin mendapatkan nomor porsi untuk menunaikan ibadah haji. Dijelaskan Udin, jika ada JCH yang mendaftar, manajemen ketiga biro perjalanan ini akan datang ke Kemenag untuk mengambil surat pendaftaran perjalanan haji (SPPH). Setelah mendapatkan nomor SPPH, mereka akan mendampingi jemaah menyetor ke bank. “Nantinya, bukti setor warna kuning dari bank akan diserahkan kepada kita (Kemenag). Makanya, berapa jemaah dari mereka dan bagaimana kondisi para jemaah pasti terpantau. Termasuk kalau ada yang tidak berangkat,” beber Udin. Biaya naik haji melalui jalur khusus ini dipatok US$7.000. Setoran awalnya sebesar US$4.000, sisanya dilunasi saat akan berangkat. “Untuk sementara, kuota jemaah haji khusus ini masih 17 ribu orang (se-Indonesia). Belum ada perubahan atau penambahan karena memang untuk kuota jemaah haji regular pun belum ditetapkan pemerintah pusat,” tuturnya. Sebelumnya, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Anggito Abimanyu mengatakan, akan diadakan kloter khusus bagi para lansia. Teknisnya, seluruh lansia  ditempatkan dalam satu kloter dan tidak lagi bercampur dengan jemaah lain agar tingkat kematian lansia dalam melaksanakan haji dapat ditekan. \"Mereka akan berangkat menjelang puncak haji dan pulang selepas selesai melaksanakan puncak haji, total perjalanan haji untuk mereka hanya sekitar 20 hari. Jadi metodenya, last in first out atau masuk belakangan, keluar duluan,” jelasnya, beberapa waktu lalu di Jakarta. Pondokan bagi jemaah lansia juga berada pada ring satu pusat kegiatan haji di sekitar Masjidil Haram, termasuk juga pemondokan di Madinah yang tak jauh dari Masjid Nabawi. Nantinya, jumlah petugas haji untuk kloter khusus lansia ini pun lebih banyak dari kloter biasa. Ia menegaskan, jemaah haji lansia tidak perlu lagi daftar melalui sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat), tapi bisa langsung mendaftar ke bank. ”Mereka bisa langsung mendaftar dan berangkat tahun itu juga. Jadi kita berupaya memberikan layanan terbaik bagi para jemaah haji,” tukasnya. (tha/ce2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: