Dua Oknum Guru Lakukan Kekerasan Terhadap Siswa
Mencoreng Dunia Pendidikan
Kekerasan dalam dunia pendidikan harusnya tidak terjadi lagi. Apalagi dilakukan oleh guru, karena justru merusak citra dan memberikan citra buruk. Namun, faktanya kekerasan ini masih terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara (BU)
SEORANG oknum guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Hulu Palik tepatnya di Desa Pematang Balam, An, tega melakukan kekerasan terhadap siswanya. Kejadian ini terjadi sekitar 2 minggu lalu. Penyebabnya sangat tidak masuk akal. An merasa terganggu lantaran murid SD yang berebutan ketika berbelanja di kantin sekolah.
An yang saat ini berada di kantin seketika emosi dan melampiaskannya kepada salah seorang murid perempuan kelas 5 SD berinisial Pe. Akibatnya Pe mengalami luka lecet dan bengkak dibagian jidat serta bekas goresan tinta lantaran terkena pukul dengan menggunakan ujung pena oleh guru agama itu. Sehingga Pe seketika itu langsung menangis tersedu-sedu menahan kesakitan.
Kepala Desa (Kades) Pematang Balam, Ralani membenarkan kejadian itu. Menurutnya kejadian itu terjadi dikantin sekolah pada saat istirahat. Namun ia tidak dapat menjelaskan bagaimana detailnya ketika kejadian lantaran tidak berada dilokasi. ‘’Saya tidak tahu bagaimana persisnya kejadian itu. Cuma memang waktu kejadian saat murid-murid sedang berbelanja di kantin sekolah,’’ ujarnya kepada Bengkulu Ekspress (BE) saat ditemui di Kantor Camat Hulu Palik, kemarin (6/12).
Perkara itu, lanjutnya telah diselesaikan dengan pihak guru agama bersangkutan. Namun penyelesaikan itu sebatas damai antara pelaku dengan pihak keluarga korban. Sayangnya tidak disaksikan oleh kepala sekolah serta pihak lainnya dari UPTD Pendidikan setempat.
‘’Memang kalau secara kekeluargaan sudah selesai. Tapi mengenai sanksi apa yang diberikan oleh pihak sekolah kepada oknum guru itu serta dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan saya tidak tahu. Karena itu bukan lagi ranah kewenagan saya,’’ jelasnya.
Terpisah Kepala SDN 02 Hulu Palik Rasidi SPd ketika ditemui dirumahnya juga membenarkan terjadinya kekerasan itu. Namun ia membantah jika oknum guru agama melakukannya dengan sengaja. Karena saat itu sang guru agama hanya khilaf lantaran ramainya murid yang datang berbelanja di kantin. ‘’Memang terkena ujung pena bagian jidat sang anak itu. Tapi itu tidak disengaja guru tersebut. Dan itupun cuma tergores dikit saja,’’ terangnya.
Kekerasan dilakukan oleh guru terhadap pelajar juga terjadi Masdrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Arga Makmur, pagi kemarin (6/12).
Salah seorang siswa yakni Poni (15) yang telat masuk ke dalam kelas mengikuti mengikuti ujian kedua. Namun setelah mendapatkan hukuman dengan membersihkan pekarangan sekolah, salah guru pengawas ujian bernama Haryo yang mendengar Poni mengucapkan sesuatu, seketika langsung menendang keras bagian kaki kanannya.
Akibatnya siswa yang duduk dibangku kelas X ini tak mampu laki berdiri dan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arga Makmur guna mendapatkan perawatan lebih lanjut. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis RSUD Poni mengalami pergeseran tulang dibagian paha kanan. Dan sudah diperbolehkan pulang kerumah serta rawat jalan.
Terpisah Haryo yang merupakan guru pengawas ujian mengaku menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya. Ia berjanji akan bertanggung jawab atas semua biaya pengoatan hingga siswa tersebut sembuh. Tak hanya itu, ia juga turut mengantarkan murid itu ke RSUD Arga Makmur. \"Saya khilaf. Dan saya minta maaf atas apa yang telah saya lakukan. Saya akan mempertanggung jawabkan semuanya,\" pungkasnya. (cw5)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: