Banjir Jakarta, 11 Nyawa Melayang

Banjir Jakarta, 11 Nyawa Melayang

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa banjir menggenangi wilayah Jakarta seluas 41 km2 atau 8 persen dari wilayah ibu kota. Sebanyak 910 RT, 337 RW, 74 kelurahan, dan 31 kecamatan di Jakarta terendam banjir. Sebanyak 97.608 kepala keluarga atau 248.846 jiwa terkena dampak dari banjir ini.  \"Jumlah pengungsi sampai tadi malam 18.018 jiwa tersebar di 74 lokasi pengungsian,\" kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat memberi keterangan pers di kantornya, Jalan Juanda, Jakarta Pusat, Jumat (18/1).
Menurut Sutopo, saat ini seluruh sumber daya nasional telah dikerahkan untuk melakukan penanganan. Termasuk diantaranya 3460 personil Polri dan 150 personil satuan reaksi cepat Polri yang tersebar di 120 titik.  \"Hingga hari ini total dana penanganan yang dikeluarkan sebanyak Rp 15,4 milar,\" ujar Sutopo.
Lebih lanjut, Sutopo menjelaskan bahwa kerugian materil akibat banjir Jakarta masih dihitung. Sejauh ini daerah yang paling parah terkena efek banjir yakni kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur.  \"Masih dihitung, karena dihitung berapa kerugian dan kerusakan akibat bencana ada aturan mainnya. Metodologi yakni menggunakan damage and logic assesment, kita hitung berapa,\"pungkasnya. 
BNPB mencatat Jumlah korban jiwa mencapai angka 11 orang. Penyebab kematian terbanyak karena sengatan listrik sebanyak 5 orang.
\"Padahal bahaya sengatan arus listik ini sudah menjadi perhatian kami dan PLN juga sudah melakukan pemadaman tapi umumnya warga kita suka menonton,\" kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat memberi keterangan pers di kantornya, Jalan Juanda, Jakarta Pusat, Jumat (18/1).
Sutopo memaparkan, sebanyak 5 orang meninggal karena tersengat listrik. Empat orang meninggal karena sakit dan dua orang meninggal karena hanyut terbawa arus banjir. Sutopo menambahkan, korban banjir yang mengalami sakit berat dilarang untuk ditempatkan di pos pengungsian. Hal yang sama juga berlaku bagi korban lansia.  \"Harus langsung dibawa ke rumah sakit, biaya ditanggung pemerintah. Untuk balita tidak diberlakukan karena tidak mungkin kita pisahkan dengan orang tuanya,\" ujar Sutopo.(**) Berikut adalah data-data korban meninggal dunia: 1. Angga (13), laki-laki, warga RT 05 RW 01, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Angga meninggal dunia karena hanyut ke Sungai Sekretaris. 2. Mak Inah (82), perempuan, warga Kampung Pulo, Jatinegara, meninggal dunia karena faktor usia. 3. Mujiyo (46), laki-laki, warga RT 05 RW 05, Kelurahan Kedaung Kaliangke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Mujiyo meninggal dunia karena tersengat listrik di lokasi banjir. 4. Muhamad Haikal (2), laki-laki, warga RT 05 RW 05, Kelurahan Kedaung Kaliangke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Haikal meninggal dunia karena jatuh dari tempat tidur di rumahnya yang sedang banjir. 5. Solahuddin (35), laki-laki, warga Kalibata Pulo, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Solahuddin meninggal dunia karena tersengat listrik di lokasi banjir. 6. Masyuriah (50), perempuan, RT 02 RW 14, Kelurahan Warakas, Tanjung Priok. Masyuriah meninggal dunia akibat tersengat listrik. 7. Raif Anjar Agasi (13), laki-laki. Warga Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, meninggal dunia akibat tersengat listrik. 8. Wahyudi (26), laki-laki, alamat tinggl tak diketahui, dan meninggal dunia akibat tersengat listrik. 9. Mujiyo (46), laki-laki. Warga RT 5, RW 05, Kelurahan Kedaung Kaliangke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. 10. Sugito, warga RT 12, RW 2, Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Sugito meninggal dunia akibat terpeleset, dan sakit. 11. Lusian, RT 002, RW 3, Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Lusian kedinginan, saat ingin diselamatkan sudah dalam kondisi meninggal dunia. (dil/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: