Tingkat Keberhasilan Start Up Hanya 10 Persen
SURABAYA – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong tumbuhnya developer lokal di dalam negeri. Kesiapan ekosistem digital menjadi salah satu kunci berkembangnya subsektor industri kreatif bidang digital itu.
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari mengatakan, kontribusi subsektor aplikasi masih minim terhadap total nilai ekonomi kreatif di Indonesia, yakni hanya satu persen.
”Tetapi, pertumbuhannya bisa delapan persen. Paling tinggi dibandingkan dengan subsektor lainnya seperti kuliner maupun fashion lantaran memang baru saja menggeliat,” ujarnya saat acara Bekraf Developer Day di Surabaya kemarin (4/9).
Ada 16 subsektor ekonomi kreatif. Yakni, aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.
”Selama ini tingkat keberhasilan start-up hanya mencapai sepuluh persen. Dengan program ini, tingkat keberhasilan start-up kami inginkan naik di angka 30 persen,” imbuhnya.
Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo menambahkan, industri digital telah mengalami pergeseran.
”Dulu pembuat aplikasi hanya berasal dari korporasi. Kini bergeser ke individu-individu,” terangnya. Pertumbuhan bisnis internet of thing (IoT) pun mendorong tumbuhnya digital ekonomi di Indonesia.
Pada 2020 bisnis IoT akan didominasi consumer electronic sebesar 26,4 persen, lalu otomotif industri 25,1 persen, intelligent building 20,1 persen, smart city and public sector 10 persen, serta utilities and energy 8,8 persen.
A.T. Kearney, konsultan bisnis global, memprediksi bahwa ASEAN akan masuk lima besar pasar ekonomi digital di dunia. Pasar e-commerce dan mobile financial service merupakan produk aplikasi yang tumbuh dengan cepat di Indonesia.
Dua sektor itu mampu tumbuh dengan dukungan GDP sebesar enam persen per tahun, penetrasi smartphone sebesar 35 persen, serta pertumbuhan kalangan menengah.
Industri kreatif pada 2014 berkontribusi 7,1 persen terhadap PDB (produk domestik bruto) dengan penyerapan tenaga kerja 12 juta. Pada 2019 industri tersebut ditargetkan mampu berkontribusi 12 persen terhadap PDB Indonesia dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 13 juta. (vir/c10/sof)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: