Badai Krisis PS Bengkulu Berjuang Sampai Terbuang

Badai Krisis PS Bengkulu Berjuang Sampai Terbuang

 Gubernur Bangun Klub Baru

BENGKULU, BE - Harapan PS Bengkulu atau Tim Tobo Kito yang tengah berjuang di lapangan hijau dalam laga lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) B tahun 2016 mendapat perhatian dari pemerintah daerah, semakin tipis. Pasalnya, Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti MH menyatakan, ia belum bisa membantu PS Bengkulu, karena ia akan fokus membentuk klub baru bernama Rafflesia FC. \"Saya mohon maaf, saya belum ada perhatian. Jadi sekarang saya sedang mencari sponsor untuk membangun Rafflesia FC,\" ujar Ridwan Mukti kepada BE, Selasa (23/8).

Ridwan Mukti yang pernah menjadi pengurus Sriwijaya FC ini sebenarnya pernah berjanji akan membenahi dan mengembalikan kejayaan PS Bengkulu di kancah sepak bola nasional, namun sikap itu berubah. Belum diketahui mengapa Ridwan Mukti tiba-tiba memunculkan wacana membentuk klub baru yang harapannya kelak bisa bersaing di liga sepak bola nasional.

Ia hanya ingin klub sepak bola baru ini akan berjaya dengan nantinya ada pemain asing, pemain nasional yang dipadu dengan pemain lokal yang telah teruji prestasinya. \"Isinya nanti ada pemain asing, nasional dan lokal,\" ujarnya.

Untuk penyewaan pemain tersebut, Ridwan Mukti berencana menggandeng sponsor dari instansi perusahaan yang siap membiaya pemain. Dicontohkannya, seperti Bank Bengkulu untuk pemain asing, industri perkebunan dan pertambangan untuk pemain nasional dan lokal. \"Kita akan cari sponsor mana yang siap untuk mengontrak pemain ini,\" tambahnya.

Target untuk membuat klub baru ini sendiri, bukan hanya pada liga kecil, namun juga dapat masuk pada Liga Super pada kelas nasional. Ketika klub ini nanti masuk pada liga tersebut, maka akan menjadi promosi Bengkulu pada tingkat nasional. \"Yang jelas ini baru wancana. Kita masih mencari duitnya dulu,\" tandasnya.

Bukan Tanggungjawab Dispora

Sementara itu, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Bengkulu yang menaungi seluruh cabor di Provinsi Bengkulu tidak bisa membantu dalam soal pendanaan PS Bengkulu. Kepala Dinas Dispora, Drs, Maizuardi MPd beralasan, soal pendanaan PS Bengkulu bukan tanggungjawabnya, tetapi Dispora selalu memfasilitasi agar bisa terkumpul dana untuk PS Bengkulu.

\"Kita hanya bisa membantu sebagai yang memfasilitasi agar ada pengusaha dan sponsor yang mau memberikan bantuan dana untuk PS Bengkulu, kalau soal dana di Dispora tidak ada anggarannya untuk PS Bengkulu karena itu merupakan wewenang Pemda Bengkulu,\" terangnya, kemarin (23/8).

Maizuardi juga mengatakna, pihaknya juga sangat prihatin dengan keadaan PS Bengkulu yang sekarang ini, tetapi Dispora hanya sebagai pembina kaum pemuda dan olahraga bukan sebagai penyedia dana bagi PS Bengkulu. Secara pribadi, Meizuardi mengatakan, selalu memberikan masukkan dan langkah-langkah lain agar bisa membantu PS Bengkulu kedepannya.

\"Kita hampir sama seperti KONI, hanya bisa membantu secara individu bukan kelembagaan tetapi memang perlu mendapatkan support untuk PS Bengkulu, tidak hanya dari Dispora. Tapi dari kabupaten kota, dan pelaku-pelaku usaha agar saling membantu demi Laskor Tobo Kito,\" ucapnya.

Selain itu, ia menyampaikan, anggaran dalam keberlangsungan olahraga maupun kegiatan lainnya menjadi hal yang mendasar. Tanpa ada dukungan anggaran yang jelas, maka semua kegiatan akan sulit telaksana. Terlebih dalam usahan peningkatan prestasi, jika tidak dilakukan dukungan maka harapan dan imipain tersebut sulit untuk tercapai.

\"Urusan prestasi tentu menjadi urusan bersama. Baik untuk atlet yang ada di kabupaten, kota maupun provinsi. Untuk itu diperlukan saling bahu membahu untuk memperbaiki citra prestasi persepak bolaan Bengkulu,\" jelasnya.

Kondisi miris dialami PS Bengkulu saat ini, setelah berangkat ke Provinsi Banten dengan cara mengutang, sekarang kondisi pemain dan manajemen harus menginap di salah satu wisma di Pandegelang, Banten dengan biaya Rp 100 semalam. Satu kamar dipaksakan dihuni 5 orang.

Kepala Pelatih PS Bengkulu, HM Nasir mengatakan, kondisi sekarang semakin tidak menentu. Setelah kalah dari Perserang Serang, jelas sudah menutup jalan PS Bengkulu menuju babak selanjutnya. Ia hanya berharap PS Bengkulu harus menyelesaikan pertandingan tersisa meskipun pihaknya tidak tahu apakah bisa bermain atau tidak.

\"Kondisi sekarang sangat kritis, untuk keuangan kita sudah menipis dan sekarang kritis pemain. Sebab dua pemain kita ditarik dan bermain untuk Gersik United yaitu Rival dan Roni Rosyadi,\" katanya kepada BE, Senin (22/8) lalu. Sedangkan satu pemain lagi, Denis terkena malaria dan Anggi mengalami cidera bahu saat pertandingan melawan Perserang, minggu yang lalu.

Dikatakannya, kondisi sekarang ini sangat memilukan, untuk makan saja pihaknya harus membeli nasi bungkus dengan harga Rp 10 ribu perbungkus dan yang lebih mengkhawatirkan lagi kemungkinan untuk ongkos pulang Laskar Tobo Kito tidak ada lagi dan terancam mengutang.(151/cw2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: