Emiten Perkebunan Kurang Bergairah di Bursa

Emiten Perkebunan Kurang Bergairah di Bursa

\"pertumbuhan_ekonomi_bengkulu\"JAKARTA - Kontribusi komoditas pertanian diprediksi membesar berkat penguatan harga minyak sawit mentah di pasar dunia selama sepekan terakhir. Harga crude palm oil (CPO) diprediksi berada dalam kisaran RM 2.500–RM 2.600 per ton pada kuartal ketiga tahun ini. Pada perdagangan di bursa Malaysia kemarin, kontrak berjangka CPO dibuka menguat 0,66 persen ke level 2.423 per ton. Sejauh ini apresiasi pasar terhadap emiten sektor perkebunan masih minim jika dibandingkan dengan sektor lain. Sejak awal tahun, pergerakan indeks di sektor agrikultur yang dihuni 21 emiten perkebunan sawit baru tumbuh 6,04 persen. Padahal, indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah melonjak 18,85 persen secara year to date. Harga saham PT Astra Agro Lestari (ALI) ditutup melemah 0,50 persen ke Rp 15.050 per saham. Sementara itu, saham PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) ditutup stagnan pada harga Rp 1.480 per saham. Rendahnya pergerakan harga saham emiten sawit menjadikan sektor agrikultur terseok-seok pada peringkat kedua terbawah kontributor pergerakan indeks. Perkebunan hanya sedikit unggul dari sektor perdagangan dan jasa. ’’Sektor agrikultur merupakan kontributor (pertumbuhan gross domestic product, Red) karena faktor pergeseran musim panen,’’ kata Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy. Analis Mandiri Sekuritas Yudha Gautama memprediksi harga CPO berbalik menguat dalam jangka pendek karena terdorong stok ulang India dan Tiongkok serta musim liburan. ’’Fundamental minyak kedelai sebagai pesaing CPO juga suportif (terhadap penetrasi CPO, Red),’’ katanya. (gen/jos/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: