Dinkes Tarik Serum Anti Tetanus Palsu

Dinkes Tarik Serum Anti Tetanus Palsu

\"Serum

BENGKULU, BE - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu langsung berkoordinasi dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bengkulu untuk menindaklanjuti temuan serum anti tetanus yang terbukti palsu.

Dinkes Kota pun langsung bergerak cepat menarik semua serum anti tetanus palsu itu dari peredarannya agar tidak banyak masyarakat menjadi korbannya.

\"Rencananya kita akan membentuk tim pengawas, namun karena BPOM sudah menguji dan hasilnya positif maka kita akan gerak cepat untuk menarik obat itu dari peredaran,\" kata Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Bengkulu Herwan Antoni kepada BE, kemarin.

Ia menjelaskan, serum anti tetanus yang diketahui paslu itu adalah yang bermerk Biosat 1,5. Sehingga yang ditarik adalah merk tersebut, sedangkan merk lain masih dibolehkan beredarluas di fasilitas kesehatan, baik di rumah sakit, klinik, Puskesmas maupun apotek khususnya yang ada di Kota Bengkulu.

\"Kita usut masalah ini sampai benar-benar menemukan jalur pendistribusiannya. Masalah ini bukan lagi main-main, karena imbasnya warga akan kembali resah nanti,\" bebernya.

Ia menjelaskan, jika sudah dipastikan produk tersebut tidak lagi beredar dan alur distribusi sudah jelas, maka pihaknya bersama Dinkes Provinsi serta BPOM Bengkulu akan melanjutkan masalah ini ke ranah hukum.

\"Tentu banyak pihak yang terkait dengan pendistribusian serum palsu ini, terutama yang mengerti cara penggunaan ampul ini,\" tegas Herwan.

Seperti diketahui, temuan serum palsu itu diawali dengan pengambilan sampel vaksin dibeberapa titik di wilayah Provinsi Bengkulu pada bulan puasa lalu. Tim pengawas mencurigai terhadap kemasan serum ATS dari luar label, kemudian menemui pengelola sarana distribusi dan melakukan konfirmasi serum itu, kemudian mengamankannya.

Berdasarkan keterangan dari pihak pengelola saran distribusi, serum tersebut didapatkan dari Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Serum itu beredar di wilayah Kabupaten Seluma dan baru beberapa buah ampul yang sudah terjual.

Salah satu dokter anak, Dr H Abul Khair SpA mengemukakan, dampak serum anti tetanus palsu itu tidak akan menyembuhkan penyakit si penggunanya.

\"Itukan biasanya diberikan kepada orang yang terluka, kalau palsu sifatnya jadi tidak membersihkan atau menetralkan luka,\" bebernya.

Selain tidak menyembuhkan, serum ATS ini merugikan pengguna yang telah membelinya.

\"Harganya itu kan tidak murah, kisaran seratus ribu lebih. Jadi, kalau mau berobat saat ini jangan memikirkan biaya yang mahal, warga juga harus memikirkan manfaatnya,\" pungkasnya.(cw4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: