Bisnis Gelap Obat Aborsi di Bengkulu

Bisnis Gelap Obat Aborsi di Bengkulu

BENGKULU, BE- Meski dilarang, penjualan obat aborsi ditawarkan melalui internet malah semakin marak. Berdasarkan penelusuran Bengkulu Ekspress, ditemukan banyak situs penjual obat aborsi.

Dalam situs tersebut, penjual menawarkan beberapa paket pembelian obat aborsi berdasarkan usia kehamilan janin. Paket obat aborsi berisi C*tot*c ditambah m*fep*ex dan pembersih. Paket tersebut dijual dengan harga Rp 500 ribu Rp 1, 5 juta sampai usia kehamilan 4 bulan.

Pengakuan K, salah seorang warga Kota Bengkulu sering menjual obat untuk membunuh janin bayi tak berdosa itu kepada orang yang menginginkannya. Biasanya, peminat obat aborsi adalah kalangan mahasiswi yang hasil di luar nikah akibat pergaulan bebas, dan para wanita pekerja seks komersial (PKS).

K menceritakan kepada BE, obat aborsi tidak bisa dijual secara bebas oleh masyarakat dan harus memiliki resep dokter untuk penggunanya. Tapi, dengan banyaknya situs diinternet penjual obat aborsi, dia mudah mendapatkannya tanpa harus melalui dokter. Selain itu, melalui jaringan teman-teman di luar Provinsi Bengkulu, dia dengan mudah mendapatkan obat aborsi ini.

"Cukup mudah mendapatkannya baik melalui media sosial maupun dihubungi melalui telpon selular," ujar K.

K menceritakan, hanya bermodal Rp 400 ribu, dirinya bisa mendapatkan 1 keping obat aborsi yang berisi 10 biji pil dan akan dijual dengan harga Rp 1,8 juta hingga Rp 2 juta.

"Saya menjualnya kalo dulu Rp 1,8 juta hingga Rp 2 juta untuk obatnya saja, namun jika yang bersangkutan meminta bantuan kita untuk memasukan obat tersebut, maka akan dimintai biaya hingga Rp 2,5 juta," akunya.

Dia mengatakan bahwa dalam mengkonsumsi obat harus tahu takaran dan bagaimana cara menggunakannya. Karena jika salah maka janin yang ada di dalam rahim tidak keluar dan dapat mengakibatkan kematian.

Ada beberapa syarat yang diberikan kepada pengguna jika akan menggunakan obat tersbeut diantaranya sebelum mengkonsumsi obat dengan cara ditelan dan dimasukan ke dalam rahim wanitanya, pihak wanita dan pacarnya harus terlebih dahulu berhubungan intim agar proses pengeluaran janin cepat selesai. Jika sang wanita tidak ada laki-laki yang bisa melakukan hubungan intim dengan dirinya, maka K sebagai penjual obat sendiri akan melakukan hubungan intim atau mengauli si wanitanya.

"Jika ada yang nakal, dan wanitanya tidak ada pacar kebanyakan dosis pemberian obat mereka kurangi sehingga seharusnya janin sudah bisa keluar, akhirnya tidak keluar sehingga sang wanita harus melakukan hubungan intim, itulah yang sering terjadi karena kebanyakan wanita yang ingin aborsi cantik-cantik," akunya.

K mengatakan, biasanya ketika korban mengkonsumsi obat tersebut, paling lama 12 jam dengan pemberian per jam baik diminum maupun dimasukan kedalam alat kelamin, maka janin biasanya sudah keluar. Namun jika setelah obat tersebut sudah habis, akan tetapi janin belum keluar maka dikahwatirkan harus dilakukan korek. Sehingga untuk mencari aman, mereka bisa membantu memberikan obat jika janin masih berumur 0-3 bulan, karena jika lebih dari itu resiko keberhasilan 50:50.

Untuk orang yang baru pertama kali mengkonsumsi obat tersebut, bisa dipastikan mereka akan menggigil hingga demam dan bila tidak kuat akan mengalami sakit seperti orang terkena sakit malaria.

"Efek sampainya untuk yang pertama mengkonsumsi pasti seperti itu," ungkapnya.

Sementara, kasus aborsi dan penjualan obat aborsi sudah mendapatkan perhatian khusus dari Kepolisan Resort (Polres) Bengkulu. Dalam tempo 5 bulan berjalan tahun 2016 ini, Polres Bengkulu telah mengungkap 3 kasus tindak perbuatan berbahaya dan melawan hukum ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: