Dirwan Curigai 2 Tamu
BENGKULU, BE - Bupati Bengkulu Selatan (BS), H Dirwan Mahmud SH, keluarga, serta simpatisannya akhirnya bisa bernapas lega. Pasalnya, pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu menyampaikan, bahwa tes urine, darah, dan rambut Dirwan, tidak mengandung zat yang terkandung dalam narkoba.
Menanggapi hal itu, Bupati Bengkulu Selatan (BS), H Dirwan Mahmud SH mengaku tidak terkejut dengan hasil tes tersebut. Ia yakin 1000 persen lebih, tidak menggunakan narkoba. Menurutnya sabu dan pil ekstasi yang ditemukan di ruang kerjanya, merupakan ulah oknum yang ingin membunuh karakternya dan ingin dirinya berhenti menjabat Bupati BS.
\"Memang saya tidak pernah bersentuhan dengan narkoba, jadi saya yakin rambut dan darah tidak mengandung narkoba. Orang jahat dan tidak senang saja tega memasukan narkoba ke ruang kerja saya, orang itu mau membunuh karakter saya dan menginginkan saya berhenti dari Bupati,\" katanya di rumah pribadinya di Jalan Gerak Alam, Padang Pematang, Kota Manna, Jum\'at (20/5).
Dengan telah resminya diumumkan BNNP hasil tes rambut dan darah, membuktikan kepada masyarakat Indonesia, bahwa ia tidak terlibat narkoba. Sebab itu ia meminta BNNP segera mengungkap orang yang memasukan narkoba di ruang kerjanya.
\"Saya minta BNNP segera ungkap siapa pelaku dan dalang dibalik ditemukannya narkoba di ruang kerja saja, saya siap membantu mengungkapnya,\" tegas Dirwan. Dikatakan Dirwan, sejak ditemukannya narkoba di ruang kerjanya itu, dirinya mencurigai dua orang tamu yang memasukan narkoba di ruang kerjanya. Satu orang warga biasa dan satu orang oknum PNS.
Sebab, kata Dirwan, Senin (9/5), sehari sebelum penggeledahan oleh BNN, kedua orang ini menjadi tamunya di kantor Bupati. Bahkan keduanya rela menunggu hingga 3 jam di luar ruangan, dan setelah masuk ke ruangan bupati, orang ini duduk di ruang kerja bupati selama 30 menit bersama sekitar 8 hingga 9 tamu lainnya.
Kecurigaan Dirwan bertambah saat ia menanyakan keperluan kedua tamu itu menemui dirinya. Kedua orang ini menjawab ingin bertemu di rumah pribadinya malam hari untuk menyampaikan maksud kedatanganya itu. Hanya saja hingga tengah malam ditunggu di rumah, keduanya tidak muncul. Ternyata keesokan harinya, Selasa (10/5), BNN menggeledah ruang kerjanya dan menemukan narkoba satu bungkus terselip di kursi ruang tamu tempat yang bersangkutan duduki serta di atas karpet dekat kulkas.
\"Saya tidak mau menyebutkan orangnya, silakan BNNP mengungkap pelaku sebenarnya.Namun saya yakin narkoba itu bukan dilempar dari luar, tetapi sengaja dibawa masuk ke ruangan saya oleh pelaku,\" imbuh Dirwan.
Mulai Jaga Jarak
Semenjak ditemukan narkoba di ruang kerjanya, saat ini Bupati BS, H Dirwan Mahmud SH tidak mau lagi percaya 100 persen pada semua orang, baik PNS, maupun stafnya hingga tamu yang menemuinya baik di kantor bupati maupun di rumah pribadinya. Sebab dirinya khawatir kedepan diantaranya tamunya itu ada yang kembali berniat jahat dan ingin mencelakakan dirinya. \"Saat ini saya tidak percaya lagi pada semua orang, saya tidak mau terjebak untuk ketiga kalinya,\" ucapnya.
Sebab itu, setiap tamu yang mau menemui dirinya harus memastikan dulu maksud kedatangannya. Jika tidak jelas tujuannya, ia akan menolak tamu tersebut. Bahkan ia menyatakan tidak akan menerima tamu masuk ke dalam rumahnya.
\"Semua tamu yang ingin bertemu saya, tunggu di luar. Saya khawatir jika masuk rumah membawa narkoba dan menjebak saya kembali,\" imbuhnya.
Atas kejadian yang menimpa dirinya hingga tiga kali, ia pun mengharapkan menjadi pelajaran bagi semua orang, agar tidak terlalu percaya pada semua orang termasuk pada orang dekat. Sebab belum tentu orang tersebut benar-benar baik, sehingga timbul niat jahat dengan mencelakakan dengan cara menyelipkan narkoba di tas, saku atapun kendaraan.
\"Cukup terjadi pada saya saja yang dijebak, saya minta warga BS tidak ada yang dijebak lagi, sebab dengan narkoba ini sangat gampang menjebak orang lain,\" ungkap Dirwan.
Diceritakan Dirwan, dirinya sejak kecil tidak pernah mau mengkonsumsi narkoba. Namun saat dirinya sedang menghadapi proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) BS 2010 lalu, dirinya dijebak orang dengan memasukan narkoba jenis pil ekstasi satu butir di dalam kopernya. Sehingga dirinya dikenakan pasal memiliki narkoba dan dihukum 4 tahun 3 bulan penjara. Kemudian 10 Mei dirinya kembali dijebak oleh oknum yang memasukan narkoba jenis sabu dan pil ekstasi di ruang kerjanya. Oleh karena itu, dirinya menilai penemuan narkoba di ruang kerjanya tersebut merupakan kerja lawan politik yang ingin menjatuhkan dirinya.
Ia juga mengingatkan lawan politik agar dapat menerima hasil pilkada dengan baik, sehingga jika mau menjadi Bupati BS, dirinya mengajak bersaing kembali pada Pilkada BS 2021 mendatang. \"Saya menduga ini dalangnya lawan politik di Pilkada lalu, saya hanya mengingatkan mari bertarung kembali pada Pilkada BS 2021 mendatang,\" imbuh Dirwan.
Wakil Bupati BS, Gusnan Mulyadi SE MM menyambut baik hasil pengumuman BNNP yang menyatakan rambut dan darah Dirwan negatif. Dengan hasil tersebut, dirinya memastikan Bupati BS sengaja difitnah orang tertentu yang tidak ingin Dirwan menjadi Bupati BS periode 2016-2021.
Gusnan juga mengharapkan BNNP mampu mengungkap pelaku yang memasukan narkoba ke ruang kerja, serta mampu membekuk dalangnya. \"Dengan rambut dan darah Pak Bupati negatif ini membuktikan orang ingin memfitnah Bupati, saya berharap BNNP mampu mengungkap pelaku dan dalang di balik temuan narkoba di ruang kerja Bupati,\" ujar Gusnan.
Pengacara Pemda BS, Sumitro SH, memberikan apresiasi atas kinerja BNNP. Ia memastikan BNNP sudah bekerja profesional, sebab hasilnya sesuai dengan fakta dan bukan hasil rekayasa. Oleh karena itu, dirinya mengharapkan BNNP mampu mengungkap ke publik dan menangkap pemberi informasi kepada BNNP dan juga pelaku yang memasukan narkoba ke ruang kerja Bupati. Sebab sambung Sumitro, BNNP bekerja sangat profesional yang hanya mau menerima laporan resmi bukan laporan yang asal-asalan. Setiap laporan yang masuk ke BNNP dipastikan bukan laporan surat kaleng, tetapi laporan resmi dengan nama jelas dan alamat pelapor.
Pasalnya, ujar Sumitro, tugas BNNP sama dengan KPK, yang berdasarkan laporan resmi untuk melakukan penggeledahan hingga tangkap tangan. \"Saya yakin dasar BNNP menggeledah ruang Bupati dari laporan resmi dengan nama jelas. Saya pun yakin BNNP mampu mengungkap pelapor dan pemilik narkoba tersebut dengan terungkapnya pelapor dan pemilik narkoba, maka kasus tersebut jelas dan tidak ada lagi saling curiga,\" tandas Sumitro.(369)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: