Cetak Sawah Terkendala Irigasi

Cetak Sawah Terkendala Irigasi

\"cetak_sawah_baru-mukomuko\"

SELUMA SELATAN, BE - Alih fungsi lahan persawahan menjadi lahan perkebunan di Kabupaten Seluma mulai berangsur ditinggalkan petani. Kali ini Kelompok Tani Renah Kandis di Desa Tanjungan, Kecamatan Seluma Selatan kembali intens melakukan pencetakan sawah kembali. Lahan yang sebelumnya telah dijadikan kebun Karet dan Sawit kini dijadikan sawah kembali. Hanya saja, niat baik kelompok tani tersebut terkendala irigasi. Sarana air irigasi di desa setempat dalam kondisi rusak.

Kepada BE Ketua Kelompok Tani Renah Kandis Lukman Udi menuturkan, “Saat ini sudah ada 5 hektar lahan akan dikembalikan ke persawahan, namun sejauh ini tidak didukung oleh sarana air irigasi. Akibatnya petani kewalahan dalam melanjutkan pencetakan sawah ini.”

Disampaikan Lukman, lahan seluas 5 hektar yang telah ditanami pohon Karet seluas 2 hektar dan Sawit 3 hektar oleh kelompok tani telah dijadikan kawasan cetak sawah. Hal ini harus mendapat respon baik pemerintah. Dengan mendorong perbaikan saluran irigasi.

Lukman membeberkan, kawasan lahan cetak sawah tersebut berada di depan saluran irigasi. Hanya saja, air dari aliran irigasi tersebut kering. Akibat di hulu aliran irigasi tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini diharapkan segera diperbaiki oleh Pemda Kabupaten Seluma dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Seluma. Balai Sumatera 7 pun hendaknya ikut memperhatikan sarana irigasi yang telah mengalami kerusakan tersebut.

“Pemda Seluma maupun Balai Sumatera 7 harus turun tangan mengatasi permasalahan saluran irigasi ini,” harapnya.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Seluma Ir Titi Sumila mengakui kerusakan irigasi menjadi salah satu kendala dalam pengelolaan sawah. Ia menerangkan, sejumlah aliran irigasi yang rusak telah dilaporkan untuk diperbaiki. Laporan kerusakan irigasi itu telah disampaikan ke Balai Sumatera 7 Bengkulu. Sedangkan untuk perbaikan melalui ABPD Seluma memang belum mampu dilakukan secara keseluruhan. Perbaikan harus dilakukan secara bertahap dan melihat skala prioritas terlebih dahulu.

“Tahun 2016 ini memang ada perbaikan, namun di sejumlah titik semata terkhusus yang mengalami kerusakan. Balai Sumatra 7 Bidang Perairan juga melakukan perbaikan di beberapa titiknya. Hanya saja, sejauh ini masih dalam proses lelang pekerjaan. (333)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: