Distan Usulkan Bantuan, Untuk Petani Korban Banjir

Distan Usulkan Bantuan, Untuk Petani Korban Banjir

\"Plt

CURUP, BE - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Rejang Lebong akan mengusulkan bantuan pada pihak Distan Provinsi Bengkulu, guna membantu para petani yang tanaman persawahannya rusak akibat banjir. Melihat kerugian para petani yang tidak kecil, serta kondisi sungai yang sewaktu-waktu bisa menerjang persawahan para petani tersebut.

\"Proposal pengajuan bantuan ke Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu saat ini sudah dibuat dan akan diajukan secepatnya. Bantuan ini guna membantu kalangan petani di Desa Batu Panco Kecamatan Curup Utara, yang sawahnya mengalami kerusakan sehingga gagal panen setelah dilanda banjir bandang pada tanggal 16 April lalu,\" ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Distan Rejang Lebong, Abdul Roni, Kamis (28/4).

Abdul Roni mengatakan, pihak Distan Rejang Lebong akan mengusulkan bantuan hanya untuk pemilik lahan seluas 4 Ha. Yakni lahan yang mengalami kerusakan sehingga gagal panen. Lahan tersebut merupakan lahan yang dikelola oleh 8 petani, yang tergabung di Kelompok Tani Tanjung Indah Desa Batu Panco. \"Usulan bantuan yang diajukan adalah berupa bantuan benih padi unggul sebanyak 25 kg per hektare, termasuk pupuk bantuan, biaya pengolahan lahan dan obat-obatan pertanian,\" ungkapnya.

Distan Rejang Lebong (RL) akan memberikan benatuan obat-obatan pertanian, mengingat pihak Distan RL masih memiliki stok bantuan penanganan hama penyakit pertanian. Selain membutuhkan bibit unggul, para petani sudah jelas membutuhkan pupuk dan obat pengusir hama. Mengingat hama sangat membahayakan tanaman padi para petani. \"Bantuan ini sangat dibutuhkan petani tersebut karena sebagian besar adalah petani penggarap dengan sistem bagi hasil,\" tuturnya.

Sebelumnya hujan deras yang terjadi pada Sabtu malam (16/4), yang mengakibatkan seekor ternak jenis kerbau mati akibat hanyut terbawa banjir. Serta 10 hektare sawah petani di Desa Batu Panco rusak dan gagal panen, akibat meluapnya Kali Musi di wilayah itu dan telah merugikan petani yang diperkirakan mencapai Rp 80 juta. Banjir yang menimpa sawah petani itu selain berupa luapan air sungai juga berisikan material sampah maupun kayu gelondongan, sisa perambahan hutan. Peristiwa serupa pernah terjadi pada 15 tahun lalu. (722)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: