Keluarga Korban Tabrak Lari Oknum Polisi, Keliling mencari ….
Keliling Nusantara Mencari Keadilan
Meski di usia yang tidak lagi muda, Indra Aswan (57) warga Malang, Jawa Timur terus mengelilingi Nusantara untuk mencari keadilan. Sekitar pukul 12.00 WIB, Kamis (24/3) kemarin, ia pun tiba di kantor gubernur Bengkulu untuk meminta dukungan atas perjalanan panjang yang dilakukan. DENDI SUPRIADI, Bengkulu
Indra Aswan terus mengeliling Indonesia untuk mendapatkan keadilan atas meninggalnya sang anak Rifky Andika pada 1993 lalu. Anak sulungnya yang lahir 1981 itu meninggal dunia akibat tabrak lari oknum anggota polisi di Malang. Kasus itu pun ia bawa ke pengadilan pada tahun 2008, namun keputusan hakim tidak berpihak kepadanya karena majelis hakim menganggap kasus tersebut sudah kedaluwarsa.
“Kasus itu dinyatakan kedaluwarsa karena pengadilan militer sengaja memperlambat menyerahkan berkas oknum polisi itu ke pengadilan,\" ujarnya saat ditemui di kantor gubernur.
Warga Jalan Genukwatu Barat Gang II Nomnor 95 Malang itu menceritakan, aksi jalan kaki yang ia lakukan awalnya dari Malang ke Jakarta sejak tahun 2010 lalu. Dari perjalanannya itu, ia berhasil bertemu presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan menyampaikan tuntutannya.
Namun lagi-lagi keadilan pun tak kunjung tiba. Pada Maret 2012, ia memutuskan untuk kembali melakukan perjalanan dari Malang ke Jakarta. Namun keadilan yang dicarinya juga tidak didapat. Frustasi, ia pun mulai berpikir untuk menggalang dukungan dari masyarakat dan pemerintah dari Sabang sampai Marauke dengan berjalan kaki.
“Selain pemerintahan daerah yang disinggahi, saya juga selalu meminta doa restu dari masyarakat agar memberikan dukungan demi mencari titik terang keadilan tewasnya anaknya saya,” ungkapnya dengan terputus-putus.
Aksinya jalan kakai keliling Indonesia ini dilakukannya sejak tanggal 9 Februari 2016 lalu yang diawali dari Provinsi Aceh akan berakhir di Provinsi Bali. \"Pokoknya saya akan kunjungi semua provinsi di Indonesia ini dengan berjalan kaki, nanti terakhirnya Bali,\" tuturnya.
Adapun provinsi yang sudah disinggahinya selain Aceh adalah Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Jambi dan Bengkulu. Setelah Bengkulu, ia akan melanjutnya perjalanannya ke Provinsi Sumsel dan provinsi lainnya.
“Saya tidak akan berhenti berjalan kaki ini, yang bisa menghentikan langkah saya hanya ada 2, pertama, presiden datang menemui saya untuk memberikan keadilan atas meninggalnya anak saya, dan kedua, Allah memanggil untuk menghadap-Nya,\" ujarnya.
Jika meninggal dunia, Aswan mengaku tidak serta merta tuntutannya berakhir, akan akan tetap dilanjutkan oleh keluarganya.
Indra menyebutkan, perjuangan yang dilakukannya merupakan perwakilan dari masyarakat kecil di Indonesia yang tidak mendapatkan keadilan dari penegak hukum. Hukum yang katanya sebagai panglima masih tajam ke bawah dan tumpuk ke atas. Ia bahkwan menganggap pengadilan ta ubahnya seperti lembaga sandiwara.
Meski menyadari Indonesia bukan negara kecil yang terdiri hanya dari belasan provinsi, namun karena terlanjur kecewa, Indra akan menuntaskannya sebagai pendobrak keadilan terhadap masyarakat kecil.
\"Saya yakin sampai sekarang banyak masyarakat kecil yang tidak mendapatkan keadilan, tapi mereka tidak berani berbuat apa-apa. Untuk itu, saya mengajak untuk merebut keadilan ini ini,\" ujarnya.
Jika dalam perjalanannya nanti bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Indra mengaku ada beberapa hal yang ingin ia sampaikan. Pertama, tetap menuntut keadilan atas kematian anaknya, kedua, melaporkan Kapolri agar tidak melakukan pembohongan, dan terakhir menyampaikan amanah saudaranya di Aceh yang juga mencari keadilan.
Sekitar satu jam menunggu, akhirnya Indra Aswan ditemui Pelaksana tugas (Plt) Sekda Provinsi Bengkulu, Drs H Sumardi MM.
Sumardi pun mengaku salut dengan perjuangan yang dilakukan Indra yang ingin menunjukkan kepada Indonesia dan dunia, bahwa ia pernah merasakan ketidakadilan di negerinya sendiri.
“Dengan berjalan kaki ini ia ingin menyampaikan pesankepada seluruh warga Indonesia, bahwa masih ada ketidakadilan kepada keluarganya setelah 70 tahun Indonesia merdeka,” ujar Sumardi.
Mantan Penjabat Walikota Bengkulu itu pun ikut prihatin dengan nasib yang dialami Indra. Karena itu, ia pun memberikan dukungan penuh terhadap keputusan Indra tersebut.
\"Kita berikan dukungan yang luar biasa. Kampanye kesabaran yang beliau lakukan itu adalah koreksi bagi kita semuanya. Semoga beliau selalu sehat dalam perjalanannya,\" demikian Sumardi. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: