BNN Bengkulu Siapkan Tim Pemantau Lapas

BNN Bengkulu Siapkan Tim Pemantau Lapas

\"bnn\"

BENGKULU, BE - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu mencatat angka penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) pada kasus narkoba sangat tinggi. Selama tahun 2016 hingga bulan Februari saja, ada 404 orang narapidana kasus narkoba mendekam di jeruji besi (lihat grafis).

Kepala BNN Provinsi Bengkulu, Drs Budiharso MSi mengatakan angka tersebut diambil dari seluruh Lapas yang ada di Provinsi Bengkulu, baik lapas kelas IIA maupun kelas IIB.

\"Dari data kita, jumlah narapidana pengendar narkoba mencapai 265 orang. Sedangkan untuk pengguna sendiri hanya mencapai 139 narapidana,\" terang Budiharso kepada BE, kemarin.

Dengan tingginya angka tersebut, BNN sendiri melakukan langkah siaga dengan menurunkan tim pemantau untuk ditempatkan di setiap Lapas yang ada di Provinsi Bengkulu. Hal tersebut dilakukan, untuk meminimalisir terjadinya transaksi narkoba di dalam Lapas.

\"Kita sudah berkoordinasi bersama Kemenkumham dan Kalapas untuk penugasan tim kita. Mudah-mudahan, usulan kita ini dapat diterima,\" bebernya.

Seperti diketahui sendiri bahwa angka peredaran narkoba tertinggi sendiri, berada diwilayah Lapas. Budiharso juga menegaskan bahwa saat ini untuk menugaskan tim tersebut masih menuggu persetujuan dari pihak lapas dan Kemenkuham. Ketika sudah disepakati, maka timnya pun langsung akan tempatkan disetiap lapas.

\"Nanti kalau sudah ditanda tangani, kita akan langsung tempatkan,\" papar Budiharso.

Sementara itu, untuk tugasnya sendiri tim ini nantinya akan ikut mengawasi setiap pengujung maupun para narapidana. Selain itu, BNN juga akan rutin melakukan tes urin kepada semua penghuni lapas.

\"Kita juga ikut mengamankan lapas selama 24 jam. Ketika ditemuakan, kita akan langsung berkoordinasi kepada pihak lapas. Namun demikian prinsipnya ialah bagaimana kita saling membantu. Agar memang predaran narkoba ini dapat berkurang secara optimal,\" ungkapnya.

Sejauh ini, BNN dalam melakukan penanggulangan kasus narkoba sendiri berupaya untuk terus melakukan preventif dan represif. Baik melalui pencegahan dengan bentuk sosialisasi, penangkapan, pembinaan dan rehabilitasi.

\"Intinya kita tidak bisa berjalan sendiri untuk memberantas narkoba ini. Kita butuh kerjasama kepada semua pihak. Karena musih negara ini, adalah musih kita bersama,\" tutup Budiharso. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: