Yuan Ragukan Aksi Unjuk Rasa
BENGKULU, BE - Ketua Umum Komite Olahraga Nasionel Indonesia (KONI) Bengkulu, Dr Yuan Rasugi Sang MH meragukan aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan mantan pengurus KONI, Selasa (15/3) lalu, murni tuntutan pendemo. Ia menduga ada dalang di belakangnya yang memang sudah berseteru dengannya saat Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) pada Juli 2015 lalu.
Menurut Yuan, aksi demo yang menuntut dirinya mundur itu dilakukan orang-orang yang berada di barisan sakit hati, karena tidak lagi menjadi pengurus KONI.
\"Masalah demontrasi itu, negara kita ini kan negara demokrasi dan siapapun berhak menyampaikan aspirasinya di muka umum. Tapi saya meragukan para demonstran itu, katanya pengurus dari 35 cabang olahraga di KONI, pengurus dari mana? Mereka itu orang yang sudah lama menjadi pengurus KONI, tapi di era saya tidak lagi dipakai, karena kita harus regenerasi,\" terang Yuan kepada BE, kemarin.
Salah satu pengurus KONI yang tidak lagi dimasukkan ke dalam struktur pengurus adalah Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Sudirman. Menurut Yuan, Sudirman sudah puluhan tahun hidup di KONI, namun periode ini tidak lagi ia masukkan sebagai pengurus, karena ingin memberikan kesempatan kepada orang lain yang juga memiliki keinginan kuat untuk memajukan olahraga di Provinsi Bengkulu.
\"Sudirman itu sudah puluhan tahun hidup di KONI, tapi sekarang kita kasih kesempatan orang lain dulu. Karena tidak dijadikan pengurus itulah, dia berteriak-teriak di jalan, menghujat dan memfitnah kami,\" ujarnya.
Selain itu, Yuan bahkan mewarning Sudirman agar mengembalikan aset KONI berupa satu unit mobil Kijang dan satu unit sepeda motor. Aset berupa mobil itu dibawanya saat menjabat sebagai Sekretaris Umum KONI 15 tahun yang lalu, namun hingga kemarin belum dikembalikan.
\"Saya ingin sampaikan kepada Sudirman, tolong kembalikan mobil dan motor KONI, saya tunggu 1x24 jam terhitung mulai hari ini. Saya serius, kalau tidak, akan saya pidanakan karena aset itu bukan milik anda,\" ancam mantan Senator asal Bengkulu ini.
Terkait tuntutan pendemo untuk melakukan rapat anggota tahunan (RAT), Yuan mengaku tidak keberatan. Tapi persoalannya dananya harus dari Pemerintah Provinsi Bengkulu dan tidak bisa menggunakan dana yang bersumber dari sumbangan para pendemo tersebut.
\"Tuntutan minta anggaran 2015 diusut, silakan, dan kami siap. Karena kami memang tidak melaporkan kepada mereka mengenai penggunaan dana senilai Rp 5,2 miliar itu, tapi langsung kepada Biro Keuangan Setda Provinsi Bengkulu. Dan pihak yang berhak mengauditnya ada mekanismenya yaitu BPK atau BPKP, setelah itu keluar LHP. Jadi tidak sembarangan masalah audit anggaran ini,\" tegasnya.
Menariknya, Yuan justru meminta para pendemo tersebut untuk belajar lagi masalah statemennya yang menuding dirinya otoriter, diskriminasi dan tidak kompeten dalam memimpin. \"Bukan menggurui, tapi silakan datang ke KONI kita belajar sama-sama,\" ucapnya.
Segel Dilepas Yuan juga menegaskan bahwa yang berhak menyegel adalah aparat penegak hukum seperti KPK, kepolisian dan kejaksaan. Sedangkan para pengunjuk rasa sama sekali tidak berwenang untuk menyegel apapun. Karena itu, segel yang dipasang pendemo di papan merek Koni pun langsung dicopot beberapa saat setelah demo bubar.
\"Saya langsung suruh copot segel itu, saya bertanggung jawab. Jadi, tidak ada yang disegel-segel di sekretariat KONI ini,\" bebernya.
Untuk menyelesaikan kekisruhan itu, ia pun berharap Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti bisa mencarikan solusi terbaik, agar ke depan olahraga Bengkulu semakin berprestasi. \"Kami selaku pengurus KONI siap diajak bicara untuk menyelesaikan masalah ini kapan pun oleh Pak Gubernur,\" tandasnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: