Sistem Rayonisasi Belum Optimal

Sistem Rayonisasi Belum Optimal

\"kepahiang_6567-01\"KEPAHIANG, BE - Sistem rayonisasi yang diterapkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kepahiang dalam penerimaan siswa baru tampaknya belum berjalan optimal. Ini lantaran sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA di Kabupaten Kepahiang masih mengalami kekurangan siswa. Kadis Dikpora Kabupaten Kepahiang, Zamzami Zubir SE MM melalui Sekretaris Drs HM Holil dikonfirmasi tak menampikkan hal itu. Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga sistem rayonisasi itu tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. \"Namun semua itu kita kembalikan kepada masing-masing wali murid, karena terkadang wali murid sendiri yang tidak ingin menyekolahkan anaknya di sekolah terdekat,\" ungkap Holil. Alasannya, lanjut Holil, sangat klasik, diantaranya sekolah yang berada di dekat domisili mereka kurang bermutu dan berkualitas, terutama dibandingkan sekolah yang berada di pusat ibukota. \"Seperti halnya SMPN 05 Bermani Ilir, sejauh ini siswanya hanya 15 orang. Kalau kita mengacu standarisasi, 1 rombongan belajar (Rombel) itu siswanya menimal 20 orang,\" terang Holil. Padahal, sambungnya, jika mengacu pada rayonisasi, sejumlah SD disana merupakan rayon wilayah SMPN itu. Tapi itu tadi, wali muridnya lebih memilih sekolah yang berada di pusat ibu kota. \"Sehingga akhirnya jumlah siswa SMPN tersebut tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Kalau mengacu pada jumlah maksimal, 1 rombel itu 40 siswa,\" ujar Holil. Disinggung langkah agar sistem rayonisasi berjalan optimal, Holil menjelaskan, seperti penempatan guru serta sarana dan prasarana pendukung lainnya. \"Guru merupakan masalah utama dalam menerapkan sistem pendidikan di kabupaten kita ini. Namun soal penempatan guru ini bukan kewenangan kita, melainkan BKDPP. Makanya kita sering kecolongan, soal penempatan guru ini,\" demikian Holil.(505)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: