Guru SD Terbius Gafatar

Guru SD Terbius Gafatar

 \"korban KOTA MANNA, BE - Linda Susanti (32), warga Gang Benteng, Jalan Letnan Jahidin, Kelurahan Kampung Baru, Kota Manna, Bengkulu Selatan (BS), diduga nyaris jadi pengikut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), yang saat ini dilarang pemerintah. Hal itu diketahui suami Linda, Popi Wawan (32), setelah sang isteri tertipu uang Rp 37 juta.

Informasi yang dihimpun BE, awalnya Linda yang merupakan guru di salah satu SD di BS ini berkenalan dengan seorang pria beristri Kresna Ali (36), warga asal Kota Bandung, Jawa Barat yang mengaku tinggal di Provinsi Kalimantan Timur.

Kepada penyidik, korban mengaku penipuan berawal, ketika sekitar 2 bulan lalu, dia berkenalan dengan Kresna Ali via facebook. Setelah semakin akrab, mereka berhubungan lewat handpone. Setelah itu, sang pria mengaku mau pindah tugas ke Provinsi Riau dan meminjam uang kepada korban sebesar Rp 15 juta dengan alasan untuk pengurusan pindah.

Seperti terhipnotis, korban pun mengirimkan uang yang diminta ke nomor rekening yang dikirimkan pelaku. Setelah berhasil memperdaya korban, pelaku pun terus meminta korban mengirimkan uang hingga akhirnya total uang yang dikirimkan korban sebesar Rp 37 juta. Korban baru sadar menjadi korban pada Jum\'at (26/2) lalu, saat itu pelaku kembali minta dikirimi uang Rp 3 juta dengan alasan ingin bertemu korban di Kota Bengkulu dan berjanji

uang itu akan dikembalikan Rabu (2/3), setelah uang tersebut korban kirimkan, ternyata nomor handpone pelaku sudah tidak aktif lagi. Lalu korban pun menceritakan kejadian yang dialami kepada suaminya. Setelah keduanya musyawarah, kemarin keduanya pun melapor ke Mapolres BS. \"Pengakuan korban dirinya tanpa sadar selalu menuruti kemauan pelaku, hingga baru sadar setelah uang Rp 37 juta melayang,\" ujar Kapolres BS, AKBP Napitupulu Yogi Yusuf SH SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu Rizqi Akbar, Senin (29/2).

Nyaris Jadi Pengikut Gafatar Suami korban, Popi Wawan (32), kepada BE menceritakan, semenjak berkenalan dengan pelaku, istrinya jadi pendiam. Dirinya baru mengetahui kalau istrinya menjadi korban penipuan setelah diceritakan istrinya. Hanya saja, dirinya menduga istrinya tersebut nyaris menjadi pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Hal itu diketahuinya dari catatan harian sang istri. \"Saya tahu kalau istri saya nyaris menjadi pengikut Gafatar setelah saya membaca buku hariannya,\" kata Popi.

Diceritakan Popi, setelah kenal dengan pelaku, istrinya selalu berhubungan lewat handpone, sehingga seakan istrinya tanpa sadar menuruti semua kemauan pelaku hingga bersedia mengirimkan sejumlah uang yang diminta pelaku tanpa ada penolakan sedikitpun. Lalu setelah istrinya bercerita, Popi pun membuka buku harian sang istri, setelah membaca buku harian tersebut, Popi kaget karena isinya curahan hati sang istri tentang ilmu agama yang menuruti kemauan pelaku. \"Bahkan terakhir sebelum sadar, istri saya sempat pamit pada teman-teman kerjanya untuk pergi ke suatu tempat, hanya saja setelah kami mintai keterangan mau pergi kemana, istri saya hanya diam,\" ujarnya. Ditambahkan Popi, istrinya baru sadar, setelah pihak keluarga berembuk dan meminta bantuan orang pintar. Hingga akhirnya, berkat do\'a dan jampi-jampi orang pintar tersebut, sang istri baru sadar telah menjadi korban penipuan. \"Alhamdulillah beruntung kami cepat mengetahui perubahan sikap istri saya, kalau tidak, mungkin saja sudah menjadi anggota Gafatar,\" terang Popi. (369)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: