DBD Capai 169 Kasus, Komisi I Panggil Dinkes

DBD Capai 169 Kasus, Komisi I Panggil Dinkes

\"dewan BENGKULU, bengkuluekspress.com - Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di kota Bengkulu yang saat ini jumlahnya mencapai  169 kasus. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri dikalangan masyarakat, karena  meningkatnya kasus tersebut dinilai belum ditangani secara maksimal oleh Pemerintah Kota Bengkulu dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.

Untuk menyikapi hal tersebut, hari ini, (15/02/2016), Komisi I DPRD kota Bengkulu melakukan hearing dengan Dinkes kota Bengkulu. Hearing ini bertujuan untuk mempertanyakan apa saja tindakan serta  upaya yang dilakukan untuk mengatasi mewabahnya kasus DBD.

\"Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat status DBD di kota Bengkulu saat ini telah di tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB),\" ujar Maghdaliansi, Ketua Komisi I DPRD kota Bengkulu.

Ditambahkan Maghdaliansi, bahwa pihaknya perlu mengetahui progres program kerja yang ada di Dinas Kesehatan kota Bengkulu, terutama  untuk mengatasi kasus DBD. Sejauh ini upaya fogging memang menunjukkan upaya yang baik.

\"Fogging sudah sering dilakukan, namun  kasus DBD  tetap meningkat  pesat. Hal ini  menimbulkan pertanyaan, sejauh mana upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bengkulu dalam mengatasi keluhan masyarakat terutama masalah DBD,\".

\"Dewan

Disamping itu, dewan juga  belum mendapatkan laporan jelasnya dari dinas kesehatan Kota tentang program kerja apa saja yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota selain dari fogging.

Menurutnya dewan  perlu  tahu  anggaran Dinkes digunakan untuk apa. Karena  Dinas Kesehatan merupakan Mitra kerja dari Komisi I DPRD Kota Bengkulu.

\"Sebagai mitra kerja, kita tidak dikasih tahu apa laporan program dinas dari Kesehatan Kota, itukan lucu,\" ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, Iswandi menjelaskan saat ini Dinkes hanya mempunyai 10 alat untuk penangggulangan DBD . Dari 10 alat tersebut, 5  alat di titipkan di Puskesmas dan lima alat lainnya berada di Dinas Kesehatan kota Bengkulu.

Menurutnya di puskesmas hanya ada tiga tenaga yang bisa diandalkan untuk menggunakan alat tersebut karena seperti diketahui  hampir 90% tenaga yang bekerja di puskesmas  adalah perempuan.

\"Kita butuh penambahan anggota khusus yang benar-benar mengerti dan sudah terbiasa dengan alat mau pun kondisi dilapangan dalam mencegah perluasan DBD,\" pungkas Iswandi. (one)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: