Yang Laki-laki Skrotumnya Menghitan, yang Perempuan Kencing Nanah
DIREKTUR Yayasan Embun Surabaya Joris Lato mengakui, saat ini banyak remaja, bahkan anak-anak, yang sudah pernah melakukan seks bebas. Beberapa di antaranya malah kecanduan dan akhirnya terjangkit IMS. \"Tapi, ada juga yang karena korban kejahatan seksual, akhirnya terkena IMS,\" ujar pria yang kerap menjadi pendamping anak-anak dengan pergaulan bebas itu. Dari beberapa anak yang pernah masuk Yayasan Embun, jenis IMS yang diderita macam-macam. Yang laki-laki sering terkena IMS pada bagian skrotumnya hingga menghitam. Yang perempuan terserang kencing nanah. \"IMS itu identik dengan penyakit memalukan,\" jelasnya. Karena tergolong memalukan, anak-anak itu tidak berani bercerita kepada orang terdekat, terutama orang tua. Kebanyakan remaja dengan IMS juga tumbuh di kalangan keluarga broken home. \"Misalnya, bapak dan ibunya sudah menikah dengan orang lain lagi. Jadi, anaknya dititipkan ke mbah yang membiarkan cucunya,\" ujar Joris. Menurut dia, remaja yang menderita IMS harus mendapat dukungan keluarga. Sebab, support tersebut membuat anak berobat dan bertobat. Jika tidak, anak-anak itu tetap menjalankan aktivitas seks yang bisa mengakibatkan mereka terjangkit penyakit lebih mematikan seperti HIV/AIDS. \"Yang paling penting, anak-anak itu jangan sampai putus sekolah. Kalau telanjur, didukung sekolah lagi sambil melatih keterampilan dan membimbing mereka,\" ucapnya. Ketua Hotline Pendidikan Surabaya Isa Ansori menambahkan, tahun lalu ada 385 kasus anak yang ditanganinya. Sebanyak 135 anak mengalami kekerasan seksual. Banyak juga yang menderita penyakit menular seksual. Akibatnya, ada yang terjun ke dunia prostitusi. \"Biasanya karena masalah kemiskinan. Mereka bisa mendapatkan uang dengan instan,\" ujarnya. Di antara ratusan anak yang mendapat pendampingan itu, hanya 30 persen yang berhasil kembali mengejar masa depan. Yakni, dengan menempuh pendidikan lagi setelah putus sekolah. \"Ada yang bisa berkuliah di Unair jalur prestasi,\" ucapnya. Isa menyebutkan, perlu dukungan banyak pihak untuk mengembalikan kepercayaan diri remaja penderita IMS. Mulai pendampingan lembaga sosial, pendekatan ke keluarga, hingga peran pemkot. Menurut dia, Surabaya sebenarnya sudah memiliki perda perlindungan anak. Tinggal penegakannya. \"Supaya anak benar-benar terlindungi. Sampai sekarang masih banyak anak yang menjadi korban,\" katanya. (nir/lyn/c7/fat/mas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: