58 Honorer Pemkot Terancam Diputus
BENGKULU, BE - Sebanyak 58 dari 259 tenaga honorer yang didata ulang oleh Pemkot beberapa waktu lalu, diduga fiktif. Karena hingga saat ini ke 58 honorer tersebut tak kunjung memenuhi undangan BKD atau memberikan konfirmasi. Dengan demikian, 58 honorer tersebut terancam dicoret dari daftar tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kota Bengkulu.
“Ya memang pada saat kita lakukan pendataan ulang, ada beberapa nama yang tidak hadir ataupun dari laporan juga ada beberapa honorer tidak aktif bekerja lagi di kantornya. Jumlahnya ada 58 orang dan juga saat ini kita masih memverifikasinya kembali,” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bengkulu, Drs Bujang HR saat ditemui kemarin.
Bujang membantah jika honorer yang tidak diketahui keberadaannya itu dikatakan fiktif, karena menurutnya, nama-nama yang tidak aktif tersebut kemungkinan sudah lama mengundurkan diri dari satuan kerjanya atau saat ini berada di tempat lain.
“Kalau fiktif itu tidak ada orangnya sama sekali. Ini kan orangnya dulunya ada, namun saat ini tidak bekerja lagi. Makanya kita masih melakukan verifikasi lagi untuk mengetahui berapa sisanya dari 259 orang itu yang tidak aktif bekerja lagi. Dan yang tidak aktif itulah yang nantinya akan kita pangkas. Dan setelah itu kita pasti akan mengumumkannya,” terang Bujang.
Ia menegaskan, pihaknya akan melakukan pemangkasan terkhusus bagi honorer yang hanya tidak aktif saja, sedangkan bagi yang masih aktif maka akan diperpanjangkan Surat Perintah Tugas (SPT)-nya.
\"Sesuai dengan arahan pak Walikota, kita tidak menggantikan dengan yang baru melainkan hanya memangkas yang tidak aktif saja karena dianggap membebani APBD,\" pungkasnya.
RSMY Pangkas Honorer Sementara itu, pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus juga akan mengurangi jumlah tenaga honorer di lingkungan rumah sakit tersebut. Jumlah pengurangan itu berkisar 60 persen dari jumlah tenaga honorer yang ada saat ini, yakni 300 orang. Demikian diutarakan Direktur Utama RSU M Yunus Bengkulu, dr Yusdi Zahrias Tazar, belum lama ini.
\"Pengurangan ini kami lakukan demi memperbaiki kinerja karyawan yang berstatus sebagai PNS dan efisiensi biaya operasional. Rencananya akan kita laksanakan pada tahun ini. Jadi dari 300 orang tersebut, kita pangkas 60 persen atau sekitar 200 orang tenaga honorer,\" katanya.
Pengurangan ini juga dimaksudkan, untuk menyeimbangkan beban kerja yang harus dikerjakan dengan jumlah pegawai yag ada. Sebab, selama ini disinyalir beban kerja yang ada tidak sebanding dengan jumlah tenaga honorer yang terlalu besar. \"Sehingga sebagaian besar mereka hanya duduk-duduk saja karena memang tidak ada pekerjaan yang harus mereka kerjakan,\" tuturnya.
Dengan penyederhanaan ini, Yusdi berharap, biaya operasional yang dikeluarkan oleh RSU M Yunus dapat ditekan. Mekanisme yang diterapkan dalam pengurangan ini berbentuk penghentian kontrak terhadap tenaga honorer yang tidak dibutuhkan. \"Mulai bulan Februari ini kami akan mendata seluruh tenaga honorer yang ada dan akan menyeleksi mereka semuanya. Mereka yang kami butuhkan kontraknya kami perpanjang. Yang tidak akan kami lepas,\" ujarnya.
Melalui penyusutan ini, Yusdi memastikan akan menggeber kinerja para PNS di lingkungan rumah sakit tersebut. Karena tidak ada lagi yang mengambil alih tugas mereka. Dengan begitu, gaji dan tunjangan kesejahteraan bagi mereka diharapkan seimbang dengan pengabdian yang mereka lakukan bagi masyarakat. \"Jadi tidak boleh ada lagi PNS yang kerjanya hanya duduk-duduk di rumah sakit. Sehingga dengan penyusutan ini, pelayanan rumah sakit dapat semakin ditingkatkan,\" pungkasnya. (400/cw1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: