Pernikahan Dini Masih Tinggi

Pernikahan Dini Masih Tinggi

BENTENG, BE - Angka pernikahan usia remaja di Kabupaten Bengkuku Tengah (Benteng) dinilai masih tinggi. Terbukti, ditahun 2014 lalu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Benteng mencatat sebanyak 54 peristiwa pernikahan yang melibatkan anak usia dini. Hal ini diungkapkan langsung Sekretaris BPPKB Drs Sri Widodo ketika ditemui BE usai menggelar sosialisasi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di aula PAUD Desa Nakau, Kecamatan Talang Empat, kemarin. \"Ditahun 2014 lalu, tercatat sebanyak 54 pernikahan anak usia dini atau 19,85 persen dari total pernikahan yang dilakukan,\" ungkap Sri Widodo. Mantan Kepala Camat Pondok Kelapa Kabupaten Benteng ini menambahkan, dari hasil evaluasi yang dilakukan ditingkat Provinsi Bengkulu tahun 2014, Kabupaten Benteng merupakan urutan kedua terbanyak penikahan dibawah umur setelah Kabupaten Kepahiang. Hal ini tentu saja perlu menjadi sorotan dan perhatian agar penikahan usia dini ini dapat dikurangi guna menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan keluarga yang ideal. \"Bahkan ditahun 2013, kabupaten merupakan kabupaten di Provinsi Bengkulu dengan angka penikahan dini tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya,\" tambahnya. Menanggapi hal ini, BPPKB tentunya tak tinggal diam. Berbagai upaya preventif atau pencegahan dilakukan. Salah satu langkah jitu yang digalakkan memberikan pemahanan kepada para remaja usia dibawah 18 tahun terhadap dampak dari pernikahan dini. \"Selain akan merugikan mereka (anak usia dini), pernikahan tersebut juga dapat membahayakan mereka, sebab secara fisik dan psikologis mereka belum siap seutuhnya,\" jelasnya. Pantauan BE, dalam sosialisasi kemarin, setidaknya ada 100 pelajar serta guru pendamping yang diberikan pemahaman. Selain mengingatkan akan dampak pernikahan dini, berbagai aktivitas luar yang berdampak negatif juga disampaikan. \"Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mereka (pelajar) selaku generasi penerus bangsa. Terutama agar tak terjerumus kedalam pergaulan bebas, napza (zat aditif) serta penyakit HIV dan AIDS,\" demikian Sri Widodo.(135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: