Bapak Ibu, Perhatikan Ini Sebelum Mengolah Daging Agar Tetap Bergizi

Bapak Ibu, Perhatikan Ini Sebelum Mengolah Daging Agar Tetap Bergizi

DI hari Idul Adha ini banyak orang yang mengkonsumsi daging. Tapi perlu diperhatikan beberapa hal dalam mengonsumsi daging. Untuk menjaga mutu dan keamanan daging, penyimpanan daging perlu suhu dan waktu yang tepat. Menurut ahli gizi Prischalia Rahfidanita mutu daging ditentukan oleh nilai pH, daya mengikat air, susut masak dan keempukannya Tidak hanya di Indonesia, The Academy of Nutrition and Dietetics di Amerika menganjurkan konsumen lebih fokus dan mengetahui cara memilih dan menjaga mutu kualitas makanan. “Konsumen juga harus mampu menerapkan prosedur yang baik untuk penyimpanan makanan, terutama daging,” ucap Prischalia. Mungkin beberapa tips yang diuraikan Prischalia ini bisa membantu Anda mendapatkan daging yang aman dikonsumsi. “Saat membeli daging, carilah daging yang proses penanganannya tepat atau daging dengan label dan kemasan yang aman. Adanya kemasan atau label pada daging menunjukkan daging diproses dengan aman,” tegasnya. Daging berlabel jelas berarti Anda membantu diri mengawali memasak dari bahan mentah yang memang sudah terpilih kualitasnya. Dan memudahkan proses handling selanjutnya. Prischalia menuturkan, daging adalah bahan pangan yang sangat mudah rusak. Jika disimpan di suhu ruang maka umur simpannya tidak bisa sampai satu hari. Sebelum disimpan, sebaiknya daging dibersihkan dan hilangkan kotoran yang menempel di daging untuk menghindari pertumbuhan bakteri. Penyimpanan daging disimpan di suhu beku (freezer).  Penyimpanan daging suhu beku menekan pertumbuhan bakteri berkembang biak. Daging yang disimpan dalam kulkas harus dikemas dalam kemasan tertutup. Dan pastikan pisahkan tempat penyimpanan daging dengan masakan siap santap dan makanan mentah lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah berpindahnya kuman berbahaya yang mungkin ada di dalam daging mentah ke dalam makanan siap santap. Nah, yang perlu dicatat daging sebaiknya tidak dibekukan dan dicairkan berulang-ulang. Karena proses pembekuan berulang dapat menyebabkan teksturnya rusak, termasuk merusak komponen gizinya. “Hindari mengonsumsi daging dalam kondisi setengah matang karena pada kondisi tersebut mikroba pathogen masih ada di dalam daging yang berpotensi menyebabkan keracunan makanan,” terang ahli gizi yang berdomisili di Bontang ini. Untuk memasak, Prischalia menuturkan, daging sampai suhunya 145 derajat fahrenheit. Daging masak tidak dianjurkan berada di suhu ruang selama lebih dari dua jam. Ini untuk menghindari pertumbuhan mikroba. Panaskan ulang daging setelah dua jam atau letakkan dalam kulkas. Perhatikan kondisi kebersihan dan sanitasi selama menangani daging, agar daging yang telah dimasak tidak terkontaminasi mikroba yang ada di lingkungan. (her2/k9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: