Lima Pelajar Tersesat di Curug 9 Ditemukan

Lima Pelajar Tersesat di Curug 9 Ditemukan

\"IMG_6117\" PADANG JAYA, BE – Lima orang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Argamakmur, yang tersesat di wisata Air Terjun Curug 9, Desa Tanah Hitam, Minggu (6/9), akhirnya ditemukan. Warga Desa Tanah Hitam, Kecamatan Padang Jaya dibantu puluhan personel Polres Bengkulu Utara (BU) melakukan pencarian terhadap 5 pelajar itu pencarian dimulai sekitar pukul 20.30 WIB. Lima orang pelajar ini masing-masing atas nama Fani (16), Anggi (16), Indri (16), Rendi (16) dan Poldi (17). Tim pencarian dibagi 2, tim pertama berangkat sekitar pukul 20.30 WIB, sementara tim 2 berangkat sekitar pukul 21.30 WIB. Ada juga polisi yang menunggu di gerbang masuk Curug 9, guna memastikan kondisi tim 1 dan tim 2 yang melakukan pencarian. Lima siswa ini ditemukan sekitar pukul 01.00 WIB dinihari, Senin (7/9), mereka istirahat di salah satu pondok milik warga sekitar, yang lokasinya dekat dengan air terjun Curug 9. Dibantu pemandu jalan, tim pertama yang sampai terlebih dulu kemudian membawa lima pelajar ini keluar pondok, menuju gerbang masuk Curug 9. Lima pelajar dan tim 1 sampai di gerbang masuk sekitar pukul 03.00 WIB, sebelumnya tim 2 sudah sampai terlebih dulu di gerbang masuk. Lima pelajar ini terlihat keletihan, bahkan salah satu pelajar perempuan pingsan karena keletihan dan kekurangan tenaga. Dikatakan Anggi salah satu pelajar, mereka baru sadar tersesat sekitar pukul 18.00 WIB, perbekalan seadanya alat penerangan yang minim ditambah perbekalan yang kurang menjadi salah satu faktor penyebab tidak konsentrasi menentukan arah jalan. Sadar sudah tersesat lima orang ini malah terus melanjutkan perjalanan, sampai akhirnya menemukan pondok yang lokasinya berdekatan dengan air terjun. \"Kita baru sadar tersesat sekitar pukul 18.00 WIB, kita tetap melanjutkan perjalanan sampai akhirnya menemukan pondok sekitar pukul 21.00 WIB, pondok itu lokasinya dekat dengan air terjun, di pondok itu kita dikasih minum,\" ujar Anggi. Dikatakan teman Anggi, Yuda (16), sebenarnya yang berangkat tanpa pemandu 8 orang, Yuda dan dua temannya, Deni (16) dan Agung (16) memilih tidak melanjutkan perjalanan menuju air terjun, sementera lima orang temannya yang memilih nekat melanjutkan perjalanan. Mereka berangkat dari pos pertama sekitar pukul 12.30 WIB. Berbekal persediaan seadanya ditambah berangkat tanpa pemandu jalan mereka nekat berangkat menuju Curug 9. \"Kita berangkat dari Argamakmur pukul 9, berangkat dari sini jam 12.30. Kita tidak menggunakan pemandu, Anggi (teman, red) katanya tau jalan, padahal dia baru sekali ini pergi. Kita bertiga memutuskan tidak melanjutkan karena baru setengah perjalanan hari mulai gelap, besok juga masih sekolah. Sesampainya di rumah warga saya langsung menginformsikan lima orang kita tersesat,\" jelas Yuda yang terlihat keletihan saat dikonfirmasi di rumah salah satu warga. Dijelaskan Yuda lagi, mereka pergi ke curug 9 bukan program dari sekolah, melainkan sudah direncanakan sejak satu minggu sebelumnya. Tidak ada persiapan dari rombongan ini, padahal jarak dari gerbang masuk Curug 9 untuk sampai ke air terjun membutuhkan waktu kurang lebih setengah hari, waktu ini jika memakai pemandu jalan. Lima orang pelajar SMAN 2 ini setelah berhasil dievakuasi langsung dibawa ke Polres BU guna diberikan pengarahan Kepala Sekolah. Kepala SMAN 2 Argamakmur, Drs Kaman memberikan pengarahan, jangan sampai terjadi lagi kejadian seperti ini karena membuat khawatir pihak sekolah dan orang tua. Dari pihak sekolah tidak menyarankan jika tahu mereka akan pergi ke Curug 9 tanpa pendamping. \"Kita dari pihak sekolah berterima kasih kepada masyarakat, polres dan semua pihak yang bekerja keras membantu melakukan pencarian. Jangan sampai ada lagi hal seperti ini, jikapun ada harus ada izin dari sekolah dan harus ada yang bertanggung jawab,\" jelas Kaman. Sementara itu, Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Hendri H Siregar SIK melalui Kasat Reskrim, AKP Jufri SIK mengatakan, mereka izin kepada orang tua bukan pergi ke Curug 9, melainkan hendak mengerjakan tugas. Hal ini membuktikan kurangnya pengawasan orang tua kepada anaknya. Sehingga anak mempunyai kesempatan membohongi orang tua. Jufri juga mengimbau pihak sekolah untuk memberikan pengarahan dan sosialisasi kepada siswa terkait bahaya melakukan perjalanan tanpa didampingi orang yang berpengalaman. \"Mereka tersesat karena modal nekat. Warga sekitar sudah menyediakan pemandu jalan, tetapi mereka tidak menggunakannya,\" pungkas Kasat Reskrim yang ikut dalam pencarian.(167)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: