Rupiah Anjlok, Pembangunan Tersendat

Rupiah Anjlok, Pembangunan Tersendat

BENGKULU, BE - Semakin lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak hanya berdampak buruk bagi pembangunan nasional, namun juga terhadap pembangunan lokal di Provinsi Bengkulu. Sejumlah proyek besar di Bengkulu, seperti pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Bengkulu yang akan mengalir ke Kabupaten Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu dan Seluma, pelebaran jalan Bengkulu-Lubuklingu, Bengkulu-Sumbar dan sejumlah pembangunan lainnya, baik bersumber dari APBD maupun APBN yang bahan bakunya diimpor dari luar negeri, bakal akan ikut terhambat. Hal itu dikarenakan harga pembelian barang diimpor dari luar negeri mengalami kenaikan dalam rupiah, karena barang-barang tersebut dibeli dengan menggunakan mata uang dolar AS. \"Ini akan menjadi kendala bagi kontraktor. Jika kontraktor tidak profesional, maka ia akan mengerjakan proyek tersebut sesuai dengan kemampuan dan tidak lagi melihat spesifikasi yang sudah dibuat. Jika ini yang terjadi, maka akan menjadi masalah besar,\" kata Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi Bengkulu, H Edi Sunandar, kemarin. Untuk mengetahui sejauhmana kenaikan dolar tersebut mempengaruhi pembangunan lokal di Bengkulu, Edi pun meminta Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mengevaluasi semua proyek, khususnya proyek yang masih berjalan saat ini. Selain itu, ia meminta agar dilakukan evaluasi terhadap penyerapan APBD dan APBN yang ada di Provinsi Bengkulu. Ia mengkhawatirkan banyak proyek yang tidak terlaksana, karena kontraktor tidak ada yang sanggup mengerjakannya. \"Untungnya kenaikan dolar ini sudah terjadi pada triwulan kedua ini, sehingga tidak terlalu berpengaruh karena sebagian besar pengerjaan proyek sudah dimulai sejak awal triwulan kedua lalu. Namun tetap akan berpengaruh, apalagi kenaikan dolar ini akan terus terjadi hingga akhir tahun nanti,\" papar Politisi Nasdem ini. Anggota dewan asal Kepahiang ini juga mengungkapkan, dalam waktu dekat ini Pemerintah Provinsi Bengkulu akan membahas APBD Tahun 2016. Dengan adanya kenaikan nilai dolar seperti ini, maka harus menjadi perhatian pemerintah agar tidak ada kendala saat pelaksanaannya ditahun 2016 nanti. \"Misalnya dolar kita prediksikan Rp 13 ribu, tahu-tahu saat belanja nanti naik menjadi Rp 14 ribu seperti yang terjadi saat ini, maka akan terjadi defisit anggaran. Ini harus diperhatian agar tidak menjadi masalah nanti,\" ujarnya. Namun demikian, Edi optimis nilai tukar rupiah akan kembali menguat dalam beberapa waktu ke depan ini. Karena masalah tersebut adalah tanggung jawab pemerintah pusat, dan dipastikan akan dicarikan solusinya. \"Kita tidak perlu khawatir pemerintah pusat pasti akan mendapatkan solusinya. Lagi pula masalah menguatnya dolar ini bukan hanya terjadi terhadap mata uang rupiha, tapi terjadi terhadap semua mata uang yang ada di dunia dan ini juga mempengaruhi perekonomian global,\" demikian Edi. (400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: